Kritis, Saat Pemancungan TKW Tuti Makin Dekat

Tuty Tursilawati
Sumber :
  • Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)

VIVAnews - Hari Raya Idul Adha akan jatuh seminggu lagi pada 6 November 2011, musim haji  akan segera berakhir. Itu artinya, nasib tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia, Tuti Tursilawati makin terancam.

Seperti diketahui, pihak keluarga korban tak kunjung memaafkan, bahkan mendesak eksekusi dilakukan usai musim haji tahun ini. Di sisi lain, usaha pemerintah Indonesia membebaskan Tuti di Arab Saudi belum mendapatkan hasil.

Wakil Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Ramses D Aruan mengatakan, sejauh ini belum ada kemajuan berarti yang dihasilkan. "Malah makin kritis, karena waktu eksekusi semakin dekat. Hasil sementara yang kami peroleh dari Satgas yang berusaha bertemu pihak Kerajaan Arab Saudi, tidak ada hasil, karena tak direspons," kata dia kepada VIVAnews.com, Minggu malam, 30 Oktober 2011.

Menurut Ramses, pihak Satgas akan kembali melakukan evaluasi atas upaya mereka tersebut pada Senin, 31 Okteber 2011. "Jawabannya dari pihak Kerajaan tetap dilempar ke pihak keluarga majikan Tuti," ujarnya. Hanya maaf dari keluarga korban yang bisa membebaskan TKW asal Majalengka itu dari algojo pancung.

Ramses mengaku menyesalkan sistem peradilan di Arab Saudi yang ia nilai rentan intimidasi. Misalnya, putusan Pengadilan Arab Saudi yang menyatakan Tuti juga turut mencuri harta majikannya. Hal itu dipertanyakan, sebab tak ada saksi yang mampu membuktinya kebenarannya dalam persidangan.

"Kami tak percaya proses persidangan karena tak ada saksinya. Ada kecurigaan pengakuan Tuti karena ada tekanan atau intimidasi dari pihak tertentu, mana bisa pengakuan langsung dianggap bukti? Bisa saja karena orang-orang dalam posisi itu tak punya pilihan," tutur Ramses.

Kata Ramses, pengakuan Tuti mengenai alasan pembunuhan itu di pengadilan juga tidak terungkap dan tak jadi  pertimbangan. Dia sendiri tak habis pikir dengan tata cara pengadilan di Arab Saudi yang cenderung memihak.

"Prosedur pengadilan seringkali hanya ditentukan orang bukan hukum, jadi itu yang menyulitkan. Putusan pengadilan ditentukan oleh keluarga. Bukan sistem pengadilan tapi mekanisme di luar pengadilan," tegasnya.

Dia menambahkan, tak ada pengadilan resmi, putusan pengadilan seperti titah raja. "Walaupun ada pemeriksaan oleh polisi, persidangan, tapi anehnya hukuman yang diputuskan itu tergantung dari keluarga. Independensinya tidak jelas," tambahnya.

Percakapan telepon pada Selasa 18 Oktober 2011 adalah yang terakhir, antara Tuti dan keluarganya. Hingga kini tak ada lagi kontak. Dalam percakapan dengan ibu dan ayahnya, Tuti mengaku sangat rindu kampung halamannya.

"Dia masih berharap bisa bebas dan kembali ke kampung halamannya berkumpul bersama keluarga. Saat ini tentu keluarga Tuti sangat tertekan, karena mereka tahu anaknya segera dieksekusi namun tidak boleh memberitahukan kepada yang bersangkutan," tandasnya.

Tuti adalah satu dari lima TKW Indonesia yang 'kritis', terancam eksekusi pancung. Kelimanya telah divonis hukuman mati oleh Pengadilan Arab Saudi. (adi)

Baca juga: Kabar Terakhir 5 TKW yang Terancam Pancung

Gabung Prabowo-Gibran Sebagai Pilihan Baik, Surya Paloh: Ini Pilihan Saya, Pilihan Nasdem
Xiaomi, Redmi Pad Pro 2024

Xiaomi Redmi Pad Pro Dirilis Global, Intip Spesifikasi dan Harganya

Redmi Pad Pro menawarkan layar besar 12,1 inci dengan refresh rate 120Hz, performa tangguh dari Snapdragon 7s Gen 2, dan baterai 10.000 mAh yang tahan lama hingga berjam.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024