- Daily Mail
VIVAnews -- Atas tuduhan melakukan sihir, Arab Saudi memancung seorang pria Sudan, Abdul Hamid Bin Hussain Bin Moustafa al-Fakki, 20 September 2011 lalu.
Dalam daftar para algojo dan menunggu giliran dipancung adalah presenter sebuah acara di stasiun televisi Sheherazade, Lebanon, Ali Hussain Sibat. Sang presenter divonis mati karena meramalkan masa depan orang dalam acaranya. Polisi yang mengenali wajah Hussain menangkapnya di sebuah hotel di Madinah pada 2008, saat ia sedang umrah.
Tuduhan sihir ternyata juga kerap mengancam tenaga kerja asal Indonesia. Wakil Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Ramses D Aruan mengatakan bahwa salah seorang TKW asal Nusa Tenggara Barat juga dikenai tuduhan melakukan sihir itu. Dia terancam pancung.
"Tapi dalam proses tidak terbukti ada tindakan pidana, sampai sekarang belum terbukti, kejadiannya tahun ini juga," kata dia kepada VIVAnews.com, Selasa 1 November 2011.
TKW tersebut, sepengetahuannya, sudah berhasil di selamatkan. "Tapi masih memungkinkan untuk terkena ancaman pancung lagi, karena selain proses pemaafan dari keluarga, proses hukum di Arab juga cukup berliku. Meski masih bisa mengusahakan pengampunan raja."
Dalam catatan VIVAnews, TKW asal Sumbawa, NTB yang diperkarakan karena sihir adalah Sumartini. Awal Juli lalu ia dikabarkan terancam pancung karena dituduh menggunakan ilmu sihir untuk melenyapkan anak majikannya yang berusia 17 tahun, yang bernama Tisam.
Agar mengaku, ia dipukuli, dibawa ke padang pasir, ditanam sampai sebatas leher.
Diakui Ramses, tuduhan sihir selama ini masih diperdebatkan. "Karena parameternya yang tidak jelas. "Di tempat lain sihir tidak bisa jadi pidana, tapi anehnya di Arab masih," kata dia.
Sebelumnya, kepada VIVAnews, Direktur Migrant Care, Anis Hidayah mengatakan, tuduhan sihir kerap dijadikan alat untuk mengkriminalisasikan TKW. Khususnya TKW yang dilecehkan dan yang dihamili. “Mereka bisa dipenjara dengan tuduhan macam-macam – sihir, mencuri. Untuk itulah meski dinyatakan bersalah oleh pengadilan Arab. Masyarakat harus mendukung, mereka layak dibela.”