- Wikipedia
VIVAnews - Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada tujuh tokoh. Salah satu tokoh yang menerima gelar Pahlawan Nasional adalah Pemimpin Pemerintah Darurat Republik Indonesia, Sjafruddin Prawiranegara.
Nama Sjafruddin ini menjadi kontroversial. Karena sebagian pengamat menilai pahlawan asal Banten itu layak disebut sebagai Presiden RI kedua setelah Soekarno.
"Beliau layak disebut Presiden kedua, karena saat memimpin PDRI, dia menjalankan fungsi kepresidenan. Karena saat itu, Presiden Soekarno sedang ditahan Belanda," kata Sejarawan LIPI, Asvi Warman Adam, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Rabu 9 November 2011.
Asvi menjelaskan, posisi Sjafruddin adalah untuk menyelamatkan Indonesia yang saat itu lumpuh pada periode 1948-1949 akibat Soekarno ditahan. Dan membuktikan bahwa Indonesia masih ada.
"Saat itu, sebelum agresi militer Belanda dan menyerbu Yogyakarta, Presiden Soekarno sudah mengirimkan telegram dan memberikan perintah kepada Sjafruddin untuk membentuk pemerintahan darurat," ujarnya.
Selama memimpin PDRI, lanjut Asvi, Sjafruddin menjalankan pemerintahan dengan berpindah-pindah. Sjafruddin memimpin Indonesia sambil bergerilya di hutan-hutan Sumatera. "Mereka berpindah-pindah dari Payakumbuh menuju kota-kota lain di Sumatera Tengah dengan membawa alat komunikasi untuk membuktikan pemerintahan kita masih eksis," ujarnya.
Atas jasa-jasanya itu, Asvi menilai, Sjafruddin sudah layak dianggap sebagai Presiden RI kedua. Menurutnya, dia akan terus mengupayakan agar ada pengakuan bahwa Sjafruddin menjadi Presiden kedua. "Saya akan terus mengeluarkan wacana ini agar dalam sejara Indonesia nama dia dicatat sebagai presiden," ujarnya. (adi)
Bulu Mata, Salah Satu Kunci Penampilan Kris Dayanti
Meskipun telah menikah selama beberapa tahun, Kris Dayanti menegaskan pentingnya menjaga penampilan dan kebersihan diri di hadapan suami.
