Posisi 2 Korban Banjir Sumbar Masih Misterius

Banjir Bandang Di Sumatera Barat
Sumber :
  • ANTARA/Maril Gafur

VIVAnews --  Pencarian korban hilang banjir bandang di Pesisir Selatan secara resmi dihentikan sore kemarin, Rabu, 9 November 2011. Dua korban yang dinyatakan hilang sejak Kamis dinihari pekan lalu masih belum ditemukan.

Sintia, 22 tahun, mahasiswi Akademi Kebidanan Lenggogeni Padang dan Ismaidarnis, 32 tahun, seperti raib ditelan gelombang banjir bandang yang menghantam kediamannya di Desa Pasir Putih, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pessel, Sumbar. Sintia sedianya resmi menjadi bidan terhitung kemarin saat kampusnya menggelar wisuda.

Nasib berkata lain, jasad Sintia pun hingga kini belum ditemukan. “Sejak kemarin sore pencarian korban sudah kita hentikan, sudah tidak mungkin rasanya korban mampu bertahan selama tujuh hari pasca bencana,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pessel, Nasharyadi pada VIVAnews, Kamis, 10 November 2011.

Meski dihentikan, personel tim penyelamat dari Angkatan Laut masih terus melakukan pencarian dengan menyisir sejumlah pulau kecil di perairan Pessel. Informasi dari masyarakat, kedua korban sempat kembali ke rumah untuk mengambil telepon genggam yang tertinggal.

“Saat banjir bandang menghantam dan menenggelamkan rumahnya, kedua korban ini dikabarkan berada di dalam rumah,” tambah Nas. Kondisi terakhir yang diceritakan warga tersebut, menurut Nas, bisa dijadikan petunjuk tentang keberadaan kedua korban ini.

Saat ini, rumah kediaman kedua perempuan yang masih bersaudara ini hilang terkubur material banjir bandang dan berubah menjadi aliran sungai. Diduga kuat, rumah yang mereka tempati tenggelam hingga kedalaman delapan meter dari permukaan tanah pasca banjir bandang.

“Kami menduga, kedua korban ini masih berada di dalam reruntuhan rumahnya yang tertimbun material banjir bandang,” papar Nas. Kemungkinan ini muncul karena laporan masyarakat yang melihat kedua korban ini kembali masuk ke rumah untuk mengambil ponsel.
 
Sejauh ini, BPBD setempat belum berani mengambil risiko untuk menggali dan mencari jasad kedua korban bajir bandang ini di antara puing-puing rumah mereka. Nas menilai, tidakan mengeruk rumah korban cukup riskan dan terhalang peralatan yang tidak memadai.

Hingga kini, baru empat korban banjir yang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal. Anak dari Ismaidarni, Naisya, 8 tahun, telah ditemukan terapung di lepas pantai Pasir Putih, sekitar 6 mil dari bibir pantai. Sedangkan tiga korban lainnya, Kibit (60 tahun), Rayos (32) dan Izil (1 tahun) juga telah ditemukan tak jauh dari lokasi saat pertama kali dinyatakan hanyut.

Kerugian sementara Rp279 miliar

Penghitungan kerugian akibat banjir bandang di Pessel sampai saat ini masih terus dilakukan. Falidasi data masih dilakukan di dua kecamatan yang ditergetkan selesai hari ini. “Tinggal menyisakan dua kecamatan lagi, Ranah Pesisir dan Linggo Sari Baganti,” kata Nasharyadi.

Dari delapan kecamatan yang telah menyelesaikan falidasi data kerugian, pihak BPBD setempat mengklaim, kerugian sementara mencapai Rp279 miliar. Angka tersebut, ujar Nas, akan berubah setelah falidasi data di dua kecamatan tersebut selesai dilakukan hari ini.

Ia mengaku, taksiran kerugian akibat banjir bandang ini mengalami penurunan dari angka pertama yang dilansir BPBD setempat. Sebelumnya, satu hari pasca banjir bandang menghantam Pessel, dalam percakapan telepon dengan VIVAnews, ia mengaku, kerugian ditaksir mencapai Rp630 M.

“Memang banyak perubahan dan banyak berkurang setelah tim melakukan falidasi data di lapangan,” katanya.

Selain menewaskan enam orang, banjir bandang juga menghanyutkan 170 rumah dan merusak ribuan rumah lainnya di 10 kecamatan di Kabupaten Pessel. Air bah juga merusak fasilitas umum seperti, sekolah, jembatan, rumah ibadah, serta memutuskan jalan lintas barat Sumatra yang menghubungkan Sumbar dengan Bengkulu.

Laporan: Eri Naldi | Padang, umi

Golkar Terbuka Jika Jokowi-Gibran Mau Gabung: Amin, Kami Anggap Doa
VIVA Militer: Kapuspen TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar

Fakta-fakta Anggota TNI Tersambar Petir di Depan Mabes Cilangkap, 1 Meninggal Dunia

Dua orang anggota TNI tersambar petir di depan kawasan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Hal itu diungkap Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Nugraha Gumilar.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024