Indra Piliang: Orang Lurus Tak Jadi Pahlawan

Indra J Piliang
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVAnews - Sejarawan-cum-politikus Indra J Piliang mengatakan pahlawan dalam konteks negara muncul berdasarkan putusan dari politisi. Dia melihat sebutan pahlawan menjadi penting karena Indonesia yang merupakan negara paska kolonialis memiliki trauma terhadap penjajahan dan imperialisme dimasa lalu.

Arsjad Buka Suara Soal Kabar Pertemuannya dengan Prabowo

"Pahlawan adalah sesuatu yang diada-adakan untuk membebaskan diri. Ini pelarian, kita melakukan esketisme, mencari dalam sejarah bahwa ada sesuatu ideal yang tidak ditemukan di masa sekarang," kata Indra dalam diskusi bertema 'Apa dan Siapa Pahlawan' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 12 November 2011.

Dia melihat, saat bangsa ini membentuk nation state, usaha pencarian figur-figur pahlawan masih kencang. Hal itu karena setelah 66 tahun merdeka dari penjajahan kolonial yang berlangsung berabad-abad lamanya bangsa ini masih dialiri pengetahuan dari masa lalu.

206 Ribu Kendaraan Belum Mudik, Puncak Arus Balik Diprediksi Senin 15 April 2024

"VOC bangkrut karena korupsi, sekarang masalah itu mengalir sampai kini," ujar lulusan Ilmu Sejarah Universitas Indonesia itu.

Politikus muda Partai Golkar ini menuturkan, siapapun pahlawan yang diakui saat ini mempunyai sisi hitam dan putih dalam hidupnya. Menurutnya tidak ada pahlawan yang betul-betul lurus hidupnya. "Kalau lurus tidak mungkin jadi pahlawan. Orang yang hanya hidup di pesantran, menjadi sufi, tidak akan jadi pahlawan. Perlu ikut dalam pertarungan gagasan kebangsaan," ucapnya.

BMKG: Wilayah DKI Jakarta Bakal Diguyur Hujan Pada Jumat Siang

Lacurnya, kata Indra, meskipun memproduksi figur pahlawan setiap tahun, Indonesia saat ini justru menginjak-injak nilai-nilai yang diperjuangkan para pahlawan. Dia mencontohkan sosok Jenderal Sudirman, seorang figur sederhana, pemerjuang bangsa justru patungnya di tempatkan di tempat-tempat elite, yang setiap hari mempertontonkan kemegahan dan kemewahan.

"Yang diperjuangkan mereka dulu adalah nilai-nilai yang kini kita injak-injak dan preteli. Setiap hari kita menunjukkan pada Sudirman hidup yang antikesederhanaan, menunjukkan kemegahan, patungnya ditempatkan di tempat yang sangat elite, yang anti terhadap nilai-nilai kehidupannya," kata Indra. (sj)

Polres Way Kanan menangkap pelaku pembunuhan terhadap saudara kembarnya.

Gegara Ribut soal Baju Lebaran, Pria di Lampung Bunuh Saudara Kembar

Korban tewas dengan luka sayatan di leher akibat tebasan golok. Sebelum tewas, korban dan pelaku sempat terlibat perkelahian di rumah orang tua mereka soal baju lebaran.

img_title
VIVA.co.id
12 April 2024