- ANTARA/ Fanny Octavianus
VIVAnews - Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan yang kaya dengan bahasa, suku dan budaya. Salah satunya provinsi Sulawesi Utara yang terdiri dari tiga etnis utama, masing masing Suku Minahasa, Sangihe Talaud dan Bolaang Mangondow. Dari kelompok etnis terbagi beberapa bahasa, tradisi, serta ciri khas tersendiri.
Ritual adat Tulude, salah satu budaya dari suku Sangihe Talaud yang berasal dari Etnis Sangihe Talaud baik yang berada di dalam maupun di luar Kepulauan, setiap tahun secara rutin melakukan upacara. Ritual ini sebagai bentuk syukur kepada sang pencipta yang telah menganugerahkan isi semesta alam.
Salah seorang totok budaya adat Sangihe Talaud yang ditemui VIVAnews.com, Minggu, 13 November 2011, Brury Lahinda (63), mengisahkan sekitar abad 17, nenek moyang dari suku Sangihe Talaud percaya dengan arwah di mana ada roh halus (Kabanasa) untuk menjadi sahabat, bahkan pelindung.
Sesajen yang berupa makanan, benda berharga, hewan dan manusia, secara rutin dalam setiap pergantian tahun pada tengah malam wajib diberikan untuk menjaga dampak akan terjadinya bencana alam dan wabah penyakit melalui upacara Tulude, dengan membacakan mantra "Bawera" tuturnya
Brury Lahinda yang akrab disapa Opa Obong mengatakan, saat masuknya agama yang mengajarkan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa ke wilayah itu, Tulude sudah tidak lagi melakukan sesajen berbentuk manusia.
"Sekarang tinggal diganti dengan pemotongan kue tamo," ucap Opa Obong seraya menambahkan, bahwa kue tamo juga mempunyai arti tersendiri.
(Laporan: Roger Wenas | Sulawesi Utara, umi)