- Antara/ Puspa Perwitasari
VIVAnews - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas membantah KPK dicap sebagai alat penguasa untuk membungkam kasus dana talangan Rp6,7 triliun ke Bank Century yang kini berubah nama menjadi Bank Mutiara. Busyro menyatakan kasus Century tidak berhenti karena prosesnya masih berjalan.
"Dari awal kami katakan kami tidak akan berhenti. Jalan terus, buktinya Miranda kami periksa," kata Busyro Muqoddas di Depok, Jawa Barat, Jumat, 17 November 2011.
Terkait desakkan tenggat waktu yang diberikan DPR dalam penanganan Century, Busyro mengatakan KPK tidak bisa mengacu pada hal itu. Dia menegaskan KPK memiliki seleksi ketat dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka dengan dukungan alat bukti yang cukup.
"Nanti kalau di pengadilan dipatahkan hakim, harus ada dasarnya yang jelas dan itu kami lakukan secara ketat," tuturnya.
Selasa, 15 November lalu, KPK meminta keterangan mantan Deputi Gubernur Senior BI Miranda S Goeltom. Namun, Miranda hanya diperiksa seputar kasus aliran dana pemilik Bank Century Robert Tantular ke Deputi Bank Indonesia Budi Mulya.
"Diperiksa mengenai Pak Budi Mulya," kata Miranda usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Selasa 15 November 2011. Miranda mengaku tidak mengetahui mengenai kasus tersebut. Miranda berdalih dirinya sudah pensiun dari Bank Indonesia. "Saya jawab banyak yang saya tidak tahu, masalahnya saya sudah tidak di BI lagi," ujarnya.
Kasus aliran dana ini terungkap saat Tim Pengawas Century DPR mengumumkan ada aliran dana yang masuk ke pejabat-pejabat Bank Indonesia (BI). Salah satu aliran dana yang dimaksud adalah dugaan aliran dana dari Robert Tantular ke Budi Mulya. Besarnya Rp1 miliar. Budi Mulya pun sudah diperiksa KPK. (umi)
Aniaya Pecalang di Bali, Polisi Tangkap Dua Bule Amerika
Polisi menangkap dua turis asing berkewarganegaraan Amerika yang melakukan penganiayaan terhadap pecalang di Bali
