- Andika Wahyu
VIVAnews - Pemerintah akan menggenjot dua program prioritas yakni kesehatan dan pendidikan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Wakil Presiden Boediono mengatakan Indonesia mempunyai prospek yang besar untuk meningkatkan IPM di masa yang akan datang jika mampu memperbaiki tiga hal yakni memperbaiki kesehatan dasar, mewujudkan harapan lama sekolah menjadi kenyataan, dan mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi.
"Rendahnya IPM kita disebabkan oleh indeks kesehatan yang masih rendah, kondisi awal tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang rendah dan pendapatan per kapita yang masih relatif rendah terhadap negara lain," kata Boediono dalam jumpa pers di Istana Wakil Presiden, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat, 18 November 2011. "Kalau kita genjot pendidikan dan kesehatan, kita cukup optimis dapat meningkatkan IPM Indonesia."
Menurut data Human Development Report UNDP 2011, angka harapan hidup di Indonesia yakni 69,4 tahun. Angka ini lebih rendah dari empat negara lainnya, seperti Vietnam 75,2 tahun, Malaysia 74,2 tahun, Thailand 74,1 tahun, dan Cina 73,5 tahun. "Angka harapan hidup adalah muara berbagai faktor, tapi yang terutama adalah kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, untuk angka rata-rata lama sekolah, Indonesia masih tertinggal jauh dari Malaysia. Indonesia hanya mampu mencapai 5,8 tahun, sedangkan Malaysia 9,5 tahun. Di bawah Malaysia, ada Filipina dengan angka 8,9 tahun, Cina 7,5 tahun, dan Thailand 6,6 tahun. Vietnam sendiri berada di bawah Indonesia, yakni hanya 5,5 tahun.
"Potret sekarang ini rata-rata lama sekolah, penduduk kita hanya 5,8 tahun. Indonesia memang rendah, tapi diharapkan bisa mencapai harapan lama sekolah 13,2 tahun," tuturnya.
Untuk dapat mencapai harapan lama sekolah 13,2 tahun, menurut Boediono, prospeknya dilihat dari program-program pendidikan saat ini. "Kalau program-program kita dilaksanakan harapan lama sekolah bisa mencapai angka tersebut. Ini artinya ekspektasi perbaikan IPM pada tahun-tahun mendatang dari segi pendidikan cukup baik," ungkapnya.
Boediono pun berharap media massa juga dapat ikut memonitor program-program pendidikan dan kesehatan di lapangan. "Kalau ada yang kurang pas, dengan senang hati akan diperbaiki." (eh)
Miris! Anak Isa Bajaj Diduga Alami Kekerasan hingga Berdarah saat Bermain di Alun-alun Magetan
Dalam unggahannya, sang pelawak atau komedian Isa Bajaj pun hingga menanyakan tentang keberadaan CCTV di area lapangan basket yang ada di sekitar Alun-Alun Magetan Jateng
