- REUTERS/Jason Reed
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa forum KTT Asia Timur (EAS) adalah upaya untuk memperkuat kawasan. Hal ini diperlukan untuk menghadapi tantangan global saat ini, terutama menangkis krisis ekonomi mampir ke Asia Timur.
"Saya mengajak 18 pemimpin memikirkan upaya memperkuat Asia Timur di kala perekonomian global sedang mengalami perlambatan pertumbuhan, tidak berimbang, termasuk guncangan keuangan dan pasar modal," kata SBY pada konferensi pers usai penutupan KTT ASEAN di Bali, 19 November 2011.
Sebelumnya, SBY telah menyampaikan empat agenda utama pertemuan EAS yang untuk pertama kalinya dihadiri oleh Amerika Serikat dan Rusia ini.
Empat agenda tersebut adalah penguatan ekonomi di kawasan, pembangunan landasan dan tindak nyata peningkatan ketahanan pangan, energi, air dan perubahan iklim, penanganan ancaman non-tradisional dan pencapaian komitmen bersama dalam memelihara keamanan, perdamaian dan stabilitas kawasan.
"Pembahasan berjalan secara konstruktif, produktif dan kita bisa membangun berbagai kesepakatan untuk memperkokoh kemitraan di masa depan, baik itu komunitas ASEAN maupun kerja sama ASEAN plus dan EAS," jelas SBY.
Menurut Presiden, tidak bisa dipungkiri bahwa rangkaian KTT ASEAN dan EAS dibayangi oleh beberapa konflik antara negara-negara peserta. Namun, lanjutnya, konflik antar anggota tidak sampai mengganggu jalannya KTT.
"Memang ada masalah yang sensitif tapi dengan niat baik dan terbuka, kami mendiskusikannya. Kami percaya, sebuah masalah tidak bisa dielakkan tapi harus dicarikan solusinya," jelas SBY.