Juru Bicara Presiden

Markas Militer AS di Darwin, Siaga Bencana

Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews - Pembangunan pangkalan Militer Amerika Serikat di Darwin, Australia, tidak bertujuan mengintervensi gangguan keamanan di area pertambangan emas PT Freeport di Papua. Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha justru menilai, keberadaan mereka untuk siaga bencana.

Alasan Pemprov DKI Gelontorkan Rp 22,2 M untuk Perbaiki Rumah Dinas Gubernur

"Jadi saya tidak tahu, dan tidak berhak memberikan penjelasan kenapa pasukan AS di Darwin di tambah dan sebagainya, termasuk mengenai penempatan angkatan laut di Tiongkok Semenanjungi," ujar Julian Aldrin Pasha, di Istana Negara, Jakarta, Senin, 21 November 2011.

Meski begitu, menurut Julian, pada saat KTT ASEAN dan KTT Asia Timur berlangsung di Bali pekan lalu, Presiden Barack Obama telah menjelaskan penempatan pasukan militernya di negara tetangga Indonesia itu. Kepada SBY, Obama menjelaskan, penempatan pasukan militernya itu tidak berkaitan dengan gejolak keamanan yang mengganggu pertambangan emas perusahaan asal Amerika Serikat di Papua tersebut.

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

"Ini sudah dijelaskan langsung Presiden Obama. Yang jelas Presiden Obama memastikan tidak perlu khawatir, bahwa itu tidak ditujukan untuk kawasan Asia Tenggara," katanya.

Julian mengatakan, hal ini pun berlaku bagi persoalan ketegangan antara AS dengan China. Penempatan pasukan militer AS tidak ditujukan untuk mengantisipasi ketegangan kedua negara tersebut.

Ogah Pakai Pelampung, Bocah 6 Tahun di Cikarang Tewas Tenggelam di Kolam Renang

"Tapi yang jelas tidak ada ketegangan antara kedua negara ini, itu benar-benar baik. Hasil dari East Asia Summit kemarin, di Bali, paling tidak kita merasa senang ya, karena dua pemimpin negara besar (AS dan China) duduk berdampingan dan bisa saling menghormati dan respek," kata dia.

Julian pun menegaskan, penempatan pasukan militer AS di Darwin bertujuan untuk respons cepat penanggulan bencana alam. 

"Dibahas mengenai bagaimana kerjasama bencana alam, ditujukan untuk itu. Karena kita tahu bagaimana bencana di Asia Tenggara, di Thailand, Kamboja, dan juga di Australia, maka dipandang perlu," katanya.

Bahkan, lanjut dia, pada 2012 mendatang, negara-negara maju akan melakukan latihan militer gabungan, dalam menanggulangi bencana alam. "Akan ada terobosan upaya baru untuk mengajak keterlibatan militer asing, dalam hal ini Amerika, Jepang, dan juga China," kata Julian. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya