Menteri Reshuffle Tiba Lebih Awal di Cipanas
- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Sejumlah pejabat dan tokoh mulai berdatangan jelang pelaksanaan akad nikah putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), dengan putri Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Siti Rubi Aliya Rajasa (Aliya) di Istana Cipanas.
Pantauan VIVAnews.com sekitar pukul 7.30 WIB dua menteri yang terkena perombakan kabinet atau reshuffle sudah tiba lebih awal.
Mantan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar dan mantan Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata tiba lebih awal. Belum terlihat menteri-menteri lainnya.
Patrialis tiba di lokasi Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Kamis 24 November 2011 menggunakan mobil Toyota Alphard dengan nomor polisi B 19 PAT.
Patrialis mengaku berangkat dari kediamannya di Jakarta Timur sekitar pukul 6.30 WIB. "Wartawan sudah sampai saja, menginap ya? Saya dari rumah jam 06.30 WIB," kata Patrialis di Istana Cipanas.
Politikus Partai Amanat Nasional ini juga mengucapkan selamat kepada kedua mempelai agar dapat berbahagia. "Saya ucapkan selamat kepada keduanya," ucapnya.
Tak hanya Patrialis, mantan Menristek Suharna Surapranata juga hadir bersama istri. Mengenakan kemeja batik dan celana hitam, politisi PKS ini melenggang santai. Istrinya mengenakan setelah kebaya biru muda. Suharna tak mengucapkan sepatah kata pun, hanya melempar senyum kepada wartawan.
Akad nikah dijadwalkan mulai pukul 10.00 WIB. Sebanyak 1.000 tamu diundang hadir dalam hajatan akbar ini. Panitia menyediakan kendaraan khusus bagi 1.000 tamu undangan yang hendak menuju lokasi.
Para tamu undangan yang membawa kendaraan, disediakan rest area yang berlokasi di Kilometer 45 Gadog, Bogor, Jawa Barat. Menurut juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, prosedur ini telah diinformasikan kepada para tamu undangan melalui undangan yang diberikan.
"Mereka akan disediakan rest area, sejak pukul 07.00 hingga 08.30 yang kemudian bersama dengan kendaraan khusus di bawa ke Cipanas," kata Julian.
Rendahnya Literasi Keuangan Picu Meningkatnya Korban Pinjol Ilegal
Tingkat Literasi keuangan yang rendah di Indonesia bagaikan bom waktu yang siap meledak. Hal ini terbukti dengan semakin maraknya kasus masyarakat yang terjerat pinjol
