- REUTERS/Rizal Adi Nugroho
VIVAnews -- Dua opsi evakuasi yang disiapkan oleh Basarnas gagal total. Opsi memecah kaca jendela mobil serta memotong kendaraan dengan cara mengelas tak bisa dilakukan. Pun begitu juga dengan opsi menarik badan jembatan yang berbobot 1.620 ton. Arus deras di dalam sungai membuat petugas kesulitan. Tim penyelam tak mampu mendekati objek yang hendak diikat untuk ditarik.
Gagal menjalankan dua skenario, opsi penyelamatan lain kembali diujicobakan. Rencananya, besok tim SAR akan mengangkat badan jembatan di dasar sungai menggunakan balon udara. Belum diketahui secara teknis bagaimana rencana pengangkatan badan jembatan berbobot luar biasa itu. Namun, Basarnas optimistis dengan rencana mereka mengangkat badan jembatan menggunakan balon.
Direktur Operasi dan Pelatihan Basarnas, Marsekal Pertama Sunarbowo Sandi menuturkan, kemarin ketika rapat membahas perencanaan banyak opsi yang muncul. Termasuk mengenai balon ini. Tetapi, ketika itu ada masalah. Di Tenggarong, tidak ada balon yang biasa digunakan untuk menggunakan cara tersebut.
“Tadi waktu gagal melakukan penarikan jembatan baru diketahui bahwa balon ada dijual di Balikpapan,” ujarnya.
Rencana pengangkatan menggunakan balon pun mencuat. Secara teknis, Sunarbowo tak mengetahuinya secara persis. Tetapi, malam ini timnya akan men-setting lokasi pengangkatan. Pagi sekitar pukul 08.00 Wita, baru tim akan melakukan pengangkatan.
Bila menggunakan opsi penarikan menggunakan tug boat tim terhalang dengan derasnya arus sungai, masalah yang sama juga mengadang tim evakuasi ketika melaksanakan opsi pengangkatan badan jembatan. Tetapi, tim evakuasi punya jurus penangkal. Tim akan melakukan pengangkatan ketika arus sungai belum deras. Waktunya pagi hari antara pukul 07.00 sampai 09.00 WITA.
“Kami berusaha secepatnya melakukan evakuasi. Ada 60 balon yang disiapkan. Paling tidak, teknik ini bisa menggeser sedikit badan jembatan ke perairan dangkal. Sehingga petugas bisa memindahkan seluruh korban yang terjebak di bawahnya,” ujar Sunarbowo. (eh)
Laporan: Ikram| Kutai Kartanegara