VIVAnews - Kepala sekolah Nusa Flying Internasional, Sugeng Triyono mengatakan, proses evakuasi ketiga jenazah sudah selesai. Saat ini ketiga jenazah sedang menjalani otopsi di RSUD Majalengka, Jawa Barat.
"Saat ini sedang diotopsi, sekitar 30 menit lagi jenazah akan dibawa ke Lanud Halim, kemudian akan diserahkan kepada pihak keluarga," kata Sugeng Triyono kepada VIVAnews.com, Selasa 29 November 2011.
Ia mengatakan, ketika ditemukan kondisi Jenazah telah membusuk dikarenakan jenazah baru ditemukan setelah 14 hari pesawat tersebut jatuh. "Ya bayangkan saja, sudah 14 hari baru ditemukan, besok hari yang ke 15," ujar Sugeng.
Sugeng mengakui proses evakuasi memang agak terlambat dikarenakan faktor cuaca dan medan yang cukup berbahaya. "Dengan kendala yang ada yakni cuaca dan kondisi angin yang sangat kencang. Juga kondisi geografis di lokasi jatuhnya pesawat, membuat kami kesulitan melakukan proses evakuasi," ujar Sugeng.
Sugeng menjelaskan ketika ditemukan, kondisi pesawat tidak hancur secara keseluruhan, namun bagian depan pesawat remuk dan sayapnya patah. "Jadi, bisa bayangkan sendiri, karena itu, saya mohon jangan ada spekulasi macam-macam, dan ini kondisi yang harus kita terima," katanya.
Sugeng menduga jatuhnya pesawat tersebut terjadi karena adanya benturan pesawat ke lereng bukit. "Pesawat itu kecepatannya 100-130 knot. Dengan kecepatan segitu, lalu pesawat itu membentur lereng," ujar Sugeng.
Akibat dari benturan tersebut, lanjut Sugeng, sangat berpengaruh pada para penumpang yang berada di pesawat. "Jadi saya berasumsi, semua penumpang meninggal seketika, karena dampak dari benturan keras tersebut," ungkap Sugeng.
Hormati Putusan MK, Ganjarist: Pertarungan Pilpres Sudah Selesai Namun Perjuangan Kami Belum
Usai Pilpres 2024, Ganjarist berjanji akan terus mengawal pemerintahan dan tetap kritis terhadap keputusan yang tak berpihak kepada rakyat.
