3 Masalah Proses Evakuasi Korban Jembatan

Jembatan Kutai Kartanegara
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Upaya pencarian korban runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara terus dilakukan. Diperkirakan masih banyak korban yang belum berhasil dievakuasi.

Bumi Resources Minerals Bukukan Pendapatan US$46,63 Juta pada 2023

Namun, karena berbagai kendala, proses evakuasi menemui kesulitan. Apa yang menjadi kendala tim untuk mengevakuasi korban?

Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo mengungkapkan, ada tiga masalah serius yang menjadi kendala dalam proses evakuasi korban.

3 Skincare Ini Jadi Paling Diandalkan oleh Penggunanya

Pertama, pilon yang tinggi itu kondisinya sudah bergeser dan lainnya sudah miring. "Itu adalah ancaman bagi kami. Kemarin sudah dikuatkan, tapi tetap saja (berbahaya) meskipun itu mengurangi beban," katanya kepada VIVAnews.com, Rabu 30 November 2011.

Masalah kedua, visibilitas atau jarang pandang di dalam sungai yang berada di titik nol membuat tim kesulitan menemukan korban. Air keruh dan kedalaman sungai yang mencapai 30-50 meter menjadi kendala serius bagi tim. "Benar-benar tidak bisa melihat," imbuhnya.

PKB dan PKS Sepakati Koalisi di Pilkada Serentak 2024, Khususnya di Jateng dan Jatim

Masalah lainnya adalah arus sungai yang deras ketika siang hari. Padahal, untuk melakukan evakuasi dilakukan pada siang hari. "Persoalan paling utama adalah itu," ucapnya.

Daryatmo mengungkapkan, pihaknya ingin melakukan evakuasi dengan cepat. Namun, masalah tadi menjadi kendala bagi tim penyelamat.

"Target kita ingin secepatnya lah. Tetapi kita juga harus memperhatikan keselamatan para penolong," ungkapnya.

Jembatan Kutai Kartanegara roboh pada Sabtu 26 November 2011. Seluruh badan jembatan ambrol, tinggal menyisakan dua tiang penyangganya. Setidaknya 18 jenazah korban telah ditemukan.

Pagi ini, tim evakuasi akan menggunakan balon untuk mengangkat puing jembatan -- agar tubuh korban yang terhimpit bisa dibebaskan. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya