- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mengungkapkan, para guru ingin agar pemerintah memprioritaskan upaya peningkatan martabat guru dengan meningkatkan peran strategis guru dalam kehidupan berbangsa.
Sulistyo menyatakan, jumlah guru yang mencapai 3,6 juta sangat strategis dalam membentuk karakter bangsa. “Kami juga minta diprioritaskan dalam pemberian tunjangan profesi,” kata Sulistyo dalam Peringatan Hari Guru Nasional di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu 30 November 2011.
Menurut Sulistyo, PGRI selama ini telah mengaplikasikan program peningkatan profesionalitas guru dengan berbagai program seperti pelatihan dan seminar.
Dalam sambutan itu, Sulityo juga memuji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia mengatakan, pemerintah sangat menaruh perhatian pada peningkatan martabat guru. “Pemerintah menjadikan profesi guru semakin bermartabat, sehingga diminati generasi muda berbakat,” ujar Sulistyo.
Oleh karena itu, kata Sulistyo, dia bersyukur pada perhatian yang diberikan oleh Presiden itu. “Presiden mementingkan undangan PGRI, dan usulan PGRI selalu dapat respons baik,” ujarnya. Sulistyo menambahkan, PGRI siap menjadi mitra strategis pemerintah
Sulistyo pun mengemukakan, Presiden sempat berseloroh kepadanya. “Pak Sulis, seharusnya saya menjadi anggota PGRI. Saya tidak pernah tidak hadir kalau diundang PGRI,” kata dia.
Sulistyo juga meminta agar pemerintah mengangkat para guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). “Guru honorer masih perlu diperhatikan. Kami minta diperhatikan khusus evaluasi komprehensif terhadap pelaksanaan otonomi pendidikan,” katanya.
Peringatan Hari Guru Nasional itu juga dihadiri Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua DPR Marzuki Alie, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Panglima TNI, Kapolri, serta para Kepala Staf Angkatan.