- REUTERS/Rizal Adi Nugroho
VIVAnews - Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Saud Usaman Nasution, menyatakan, Polri akan terus bekerja mencari tahu apa penyebab sebenarnya runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu 26 November 2011 yang lalu.
Dia menyatakan jika terbukti ada kelalaian maka baik kontraktor, pengelola atau pihak terkait dapat dikenakan pasal pidana. "Siapa yang akan mempertanggungjawabkan, siapa yang akan diproses. Nanti kita lihat permasalahannya. Kelalaian sebabkan orang mati, pasal 359 ayat 1," kata dia saat ditemui di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Rabu 30 November 2011.
Polri, lanjut Saud, tengah mencari alat-alat bukti lain. Bahkan mereka telah mengirim ahli konstruksi untuk melakukan kajian komperehensif mengenai mengapa jembatan tersebut runtuh. "Ahli sudah berkumpul di sana, ada dari ITB, UGM, ITS kemudian Asosiasi Konstruksi Indonesia. Ini kami akan gunakan, ini kasus apa, kesengajaan atau kelalaian," terangnya.
Saud tidak membantah tentang kemungkinan adanya korupsi dalam pembangunan jembatan. Namun, dia akan mendengarkan keterangan saksi-saksi terlebih dahulu.
"Kita akan kirim penyidik, juga ada ahli forensik dan DVI. Kenapa korupsi, karena menyangkut jembatan. Khusus, akan melibatkan apakah pembangunan ini ada masalah korupsi atau tidak," ujarnya.
Saat ini, tim dari Polri juga tengah berkonsentrasi untuk mencari korban-korban yang hilang atau belum ditemukan dan sekaligus berusaha untuk menjamin keselamatan petugas. Selain itu, mereka masih dihadapkan pada permasalahan lain seperti Sungai Mahakam yang tidak dangkal, luas, keruh, dan gelap. "Bagaimanapun jangan sampai kita mencari malah kita juga jadi korban, kami tidak ingin ada korban baru," terangnya.
Selain itu, dia menambahkan, reruntuhan jembatan sebagian juga masih dalam air, banyak kendaraan terjepit dan harus diangkat. "Barangkali masih ada manusia yang masih hidup dan harus diselamatkan," ucapnya.
Terpopuler: Tentang Nafkah Anak Laki-laki yang Sudah Baliqh sampai Masalah Obat Kuat
Round-up dari kanal Lifestyle pada Jumat, 26 April 2024. Salah satunya tentang penjelasan dokter Boyke tentang obat kuat yang tidak bereaksi.
