- AIDS
VIVAnews -- Penyebaran angka penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Sulsel dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan Biro Penanggulangan Narkotika Psikotropika Zat Adiktif dan HIV/AIDS Sulsel mengkategorikan sebagai perkembangan yang sangat mengkhawatirkan.
Kepala Biro Napza dan HIV/AIDS Sulsel, Sri Endang Sukarsih menyebutkan, terhitung hingga September 2011, kasus HIV/AIDS di Sulsel menembus angka 4.900 penderita. Itu berarti mengalami penambahan sekitar 1.001 kasus dari tahun 2010 lalu yang jumlahnya sebanyak 3.899 kasus. “Peningkatan setiap tahunnya rata-rata sekitar 30 hingga 35 persen,” terang Sri Endang Sukarsih kepada VIVAnews, Kamis 1 Desember 2011.
Dalam data yang disampaikan Biro Napza dan HIV/AIDS Sulsel juga menyebutkan, Sulsel saat ini menempati rangking ke-7 nasional dalam kasus HIV/AIDS. Jika dilihat dari jenis kelamin. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) didominasi kaum laki-laki sebanyak 70,69 persen, perempuan 20,18 persen, dan tidak diketahui sebanyak 9,13 persen.
Masalah penyebaran HIV/AIDS menurut Sri Endang, tidak jauh-jauh dari faktor persoalan seks bebas dan narkoba, khususnya penggunaan jarum suntik secara bergantian. Penyebaran tertinggi terjadi pada jarum suntik yakni 54,41 persen, sedangkan seks bebas sebanyak 30,13 persen.
“Namun fenomena di Sulsel, meski tidak signifikan, penyebaran karena seks bebas mengalami peningkatan sedangkan penggunaan jarum suntik menurun,” jelas Sri.
Kemudian dari faktor usia, penderita di dominasi usia produktif antara 13-21 tahun. Namun yang lebih mengkhawatirkan bagi Biro Napza dan AIDS Sulsel adalah, jumlah tersebut hanya yang nampak dipermukaan, sedangkan jumlah penderita yang tidak terdata diyakini jauh lebih besar lagi.
“Ini menjadi pekerjaan rumah utama kami di Biro Napza dan HIV/AIDS Sulsel. Sebab masih banyak masyarakat yang tabu melakukan pemeriksaan diri ke rumah sakit yang menjadi rujukan untuk HIV/AIDS,” tegas Sri Endang. (eh)
Laporan: RHA | Makassar