- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Jaksa Agung Muda Pengawasan Marwan Effendy mengakui pengaruh remunerasi bagi jaksa sangat besar. Menurutnya, salah satu alasan seorang jaksa tidak korupsi adalah karena soal kesejahteraan.
"Memang ada juga masalah pengawasan, dan keteladanan. Tapi persoalan kesejahteraan penting dan dominan. Sekarang ini, anak-anak kalau tidak dikasih uang belanja bisa meminta-minta di jalan," kata Marwan di Gedung Kejaksaan Agung, Jumat 2 Desember 2011.
Dia menuturkan pada 2010, tercatat 256 pelanggaran jaksa yang terbukti. Lalu, dari jumlah 256 itu yang kemudian dihukum berat cukup banyak. "Lebih dari 40 persen, padahal pada saat itu baru ada suara-suara tentang remunerasi. Ternyata tahun 2011, sampai Desember ini baru 196, jadi selisih dengan tahun lalu sangat besar," terangnya.
Jaksa penerima remunerasi, kata dia, sudah sadar sehingga tingkat pelanggaran makin turun. "2013 turun. 2014 turun. Jadi Pas Pak Noor Rachmad (Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung) jadi Jaksa Agung sudah nggak ada pelanggaran," kata Marwan berkelakar. (eh)