Ibas: Tak Ada Bukti Nyanyian Nazar Benar

Edhie Baskoro Yudhoyono
Sumber :
  • VIVAnews/Irvan Beka

VIVAnews - Terdakwa kasus suap proyek wisma atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, kembali menyeret sejumlah petinggi Partai Demokrat saat di sidang di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, mengatakan bahwa tak ada bukti-bukti yang kuat bahwa petinggi partai Demokrat terlibat dalam kasus ini.

"Kami tentu mengatakan, semua yang dikatakan saudara Nazaruddin tidak benar sejauh ini. Karena belum menyangkut bukti-bukti, yang belum bisa dilibatkan kepada kami semuanya, dan kepada orang-orang yang selama ini disebutkan atau dituduhkan dalam persidangan," kata Ibas, panggilan akrab Edhie, di DPP Demokrat, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Kamis 8 Desember 2011.

Ibas juga mengatakan, agar memberi kesempatan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi untuk membuktikan kasus ini. Lalu apakah Demokrat setuju jika ada pemeriksaan terhadap anggotanya?

"Saya pikir ini tidak ada kaitannya dengan Partai Demokrat. Partai Demokrat selama ini sudah diaudit secara formal dan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) tidak pernah menagatakan bahwa Partai Demokrat memiliki aliran-aliran dana dari kasus-kasus yang selama ini berkembang di media massa. Jadi ini sudah clear karena tidak ada hubungannya dengan partai Demokrat," kata dia.

Dalam sidang Rabu 7 Desember 2011, Nazaruddin kembali menyebut nama nama Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. "Pada 2009, saya dipanggil Anas Urbaningrum dalam kapasitas Bendahara Fraksi Demokrat bersama Angelina Sondakh sebagai koordinasi anggaran di Komisi X. Saya diperintahkan agar bertemu dengan Menpora Andi Mallarangeng untuk membahas proyek Hambalang," kata Nazaruddin saat membacakan nota keberatan atau eksepsi di Pengadilan Tipikor, Rabu 7 Desember 2011.

Pertemuan itu terjadi di lantai 10 Kemenpora. Dalam pertemuan ini, kata dia, Menpora memanggil Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharam. Bersama badan anggaran DPR, kata Nazaruddin, akan membuat anggaran khusus untuk proyek Hambalang. "Bagaimana teknisnya, sebagaimana dibahas detail oleh Angelina Sondakh, Wafid Muharam, dan teman-teman anggaran di Komisi X."

Setelah itu, lanjutnya, hasil pertemuan dia laporkan kepada Anas Urbaningrum. Pada Januari 2010, Anas memerintahkan saya mempertemukan Angelina dengan Mindo Rosalina Manulang untuk mengerjakan Hambalang. "Kewajiban saya hanya memperkenalkan sesuai perintah," jelasnya.

Anas membantah semua pernyataan mantan koleganya itu. "Terus terang saya tidak terlalu berminat menanggapi hal-hal yang tidak perlu. Bahwa itu adalah cerita fiksi yang berulang-ulang kadang-kadang ditambah-tambah," kata AnasĀ  di DPP Demokrat, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Kamis 8 Desember 2011.

Dia juga menampik keterlibatan dirinya pada proyek wisma atlet. "Saya tidak pernah berususan dengan anggaran dan tidak pernah berurusan dengan proyek," kata Anas.

Legeenda Timnas Indonesia dari Piala Dunia hingga Juara SEA Games Rayakan HUT PSSI
VIVA Militer: Prajurit TNI di basis OPM Paro

Basis OPM Paro Nduga Lumpuh Digempur TNI, 2 Anak Buah Egianus Kogoya Tertembak

Mereka terluka dari melarikan diri.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024