- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Dialog Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan para aktivis antikorupsi di Wisma Perdamaian, Semarang, 9 Desember 2011 berlangsung tertutup. Para waratawan hanya diberi waktu kurang dari sepuluh menit untuk mengambil gambar.
Dalam acara itu, SBY meminta dialog langsung dilakukan tanpa adanya sambutan. Saat dialog akan dimulai, seluruh jurnalis yang hadir diminta keluar oleh panitia peringatan Hari Antikorupsi se-Dunia tahun 2011 yang dipusatkan di Semarang.
“Saya tidak usah memberikan sambutan, karena saya sudah bicara banyak tadi pada peringatan hari antikorupsi di masjid Agung Jateng. Saya hanya ingin menjadi pendengar yang baik atau masukan dari tokoh-tokoh antikorupsi,” kata SBY memulai dialog.
Lebih 60 orang tokoh anti korupsi yang datang dari berbagai daerah seperti Jateng, Jakarta, Yogyakata, dan Sumatra Barat mengikuti dialog dengan SBY ini. Diantaranya yang terlihat adalah Danang Widyoko dari ICW, Teten Masduki dari Transparansi Internasional Indonesia.
Menurut ketua panitia, dialog tersebut dimaksudkan untuk mendapat gambaran langsung dan masukan dari tokoh-tokoh anti korupsi tersebut. Terutama, untuk pemberantasan korupsi yang dinilai telah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Selain mendapat perhatian dari para aktivis anti korupsi, kedatangan SBY di Semarang juga disambut beberapa aksi unjukrasa dari para mahasiswa dan aktivis. Akibatnya 24 pengunjuk rasa ditangkap dan hingga berita ini ditulis masih menjalani pemeriksaan di kantor polisi sektor Semarang Selatan.
Laporan : Puspita Dewi I Semarang