Menkumham Belum Tahu Pembantaian Lampung

Amir Syamsuddin
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews – Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin mengaku belum mengetahui pembunuhan keji terhadap warga Mesuji, Lampung, yang diduga dilakukan oleh aparat.

“Saya belum tahu apa-apa soal itu. Tapi saya harus lihat dulu seperti apa itu. Saya harus lihat dulu beritanya,” kata Amir usai melakukan rapat kerja bersama Komisi Hukum DPR di Gedung DPR, Rabu 14 Desember 2011.

Hari ini, puluhan warga Mesuji, Lampung, mengadu ke Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, tentang pembunuhan keji di daerah mereka saat terjadi penggusuran terhadap lahan warga. Atas kekejian ini, sekitar 30 warga Lampung dilaporkan tewas.

Dalam pengaduan mereka ke Komisi III DPR ini, warga Lampung yang diwakili oleh kuasa hukum Bob Hasan memutar video kekerasan di Mesuji tersebut. Dalam video itu diperlihatkan adanya pembantaian yang dilakukan dengan keji oleh orang-orang berseragam aparat.

Ada dua video yang merekam proses pemenggalan dua kepala pria, sementara tampak satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup kepala sedang memegang kepala yang telah terpenggal. Selain merekam pembunuhan keji itu, video lain juga memperlihatkan kerusakan rumah penduduk.

“Bangunan ibadah dihancurkan, hasil panen singkong juga dirampas. Aparat juga melakukan pemerkosaan terhadap janda, pada saat penggusuran,” kata Bob Hasan di Gedung DPR, Rabu 14 Desember 2011.

Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya

Peristiwa ini, menurutnya, berawal dari perluasan lahan oleh perusahaan PT Silva Inhutani sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri tahun 1997 itu terus menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet.

Mantan anggota DPR Mayor Jenderal (Purn) TNI Saurip Kadi yang ikut mendampingi warga mengatakan perusahaan Silva Inhutani kesulitan mengusir penduduk, sehingga kemudian meminta bantuan aparat. Perusahaan itu juga membentuk kelompok keamanan sendiri.

“Mereka bentuk Pam Swakarsa untuk membenturkan rakyat dengan rakyat. Tapi di belakang mereka ada aparat. Jadi ketika warga mengadu ke aparat, tidak dilayani. Intimidasi dari oknum aparat dan pihak perusahaan sangat masif di sana,” kata Saurip. Dalam aksi penggusuran itu, kata dia, setidaknya ada 30 korban tewas dan ratusan warga terluka sejak tahun 2009 sampai 2011.

PT Silva Inhutani sendiri membantah adanya pembantaian keji tersebut. Mereka mengaku yakin tidak ada peristiwa sadis yang terjadi di lokasi perusahaan mereka.

“Indonesia itu negara hukum. Bagaimana mungkin bisa terjadi peristiwa seperti itu?” kata Sudirman yang mengaku sebagai staf akunting PT Silva Inhutani. Sebelumnya, dua staf di perusahaan itu menyatakan Sudirman adalah pejabat di perusahaan itu yang membawahi masalah Lampung. (kd)

Mak Vera Tepati Janji, Datang ke Makam Olga Syahputra Tengah Malam
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Sumail Abdullah

Berpengalaman di DPR, Sumail Abdullah Dinilai Berpotensi Maju Pilkada Banyuwangi

Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Sumail Abdullah, dinilai menjadi salah satu nama yang berpotensi maju di Pilkada Kabupaten Banyuwangi dalam Pilkada serentak 2024

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024