Warga Kepulauan Meranti Jahit Mulut di DPR RI

Aksi jahit mulut warga Kepulauan Meranti
Sumber :
  • Nila Chrisna Yulika/VIVAnews

VIVAnews - Aksi jahit mulut berlangsung di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat RI. Delapan orang warga Kepulauan Meranti, Riau yang telah menginap sejak Jumat, 16 Desember 2011, menjahit mulut mereka dengan benang kulit.

Aksi ini dilakukan mereka sebagai tuntutan agar pemerintah segera menghentikan operasi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dengan mencabut Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 327 Tahun 2009 tentang izin konsesi HTI PT RAPP.

"Jadi dari kampung 100 orang yang siap jahit mulut. Baru sampai 16 orang, ada yang sakit. Yang sanggup akhirnya 8 orang untuk hari ini," kata Kordinator Lapangan Forum Komunikasi Masyarakat Penyelamatan Pulau Padang, Isnadi Esman, di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 19 Desember 2011.

Isnadi menjelaskan, Pulau Padang merupakan pulau terluar di Selat Malaka. Warga khawatir RAPP terus membabat habis hutan alam dan mengakibatkan abrasi. Mereka juga memprotes dampaknya untuk perekonomian mereka, karena sebagian besar mata pencaharian penduduk setempat adalah dari pertanian karet dan sagu. "Kalau masuk konsesi ada peluang bikin kebun terbatas," kata dia.

Tom Lembong Pilih Setia di Gerakan Perubahan: Saya Satu Paket dengan Anies Baswedan

Isman menjelaskan PT RAPP telah menggunakan areal seluas 41.205 hektar dari luas keseluruhan Pulau Meranti yang 110 ribu hektar. "Di Pulau Padang, hutan gambut 6-12 meter. Dalam Keppres, hutan gambut tidak diizinkan untuk HTI," kata dia.

Meski sudah menggelar protes, menurut Isman sejauh ini belum ada tanggapan dari DPR.

Sebelumnya, aksi jahit mulut ini sudah mereka gelar di DPRD Riau, namun juga tak ada tanggapan. Karena itulah warga menggelar aksi di Gedung DPR RI.

Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

"Kami berharap ada perhatian khusus untuk menyelesaikannya. Mata pencaharian mereka terancam karena mereka bertani," kata dia. Isman mengatakan aksi ini akan terus berlanjut sampai mereka mendapat respon dari pemerintah.  

Rencananya, ada 100 warga yang akan melakukan aksi jahit mulut Saat ini, 73 orang sudah menjalani pengecekan kesehatan. "Insya Allah, besok ada lagi," kata dia.

Menanggapi hal ini, Asisten Manager Media Relation RAPP Salomo Sitohang, dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews.com menyatakan, "Dari pihak perusahaan, kegiatan operasional kami senantiasa mengikuti ketentuan yang dibuat pemerintah dan perundangan yang berlaku." Selengkapnya baca di sini. (kd)

Viral Video Transformasi Makeup Pengantin Jadi Sorotan Netizen
PM Israel Benyamin Netanyahu bersama Batalion khusus Netzah Yehuda

Sepak Terjang Netzah Yehuda, Batalion Tempur Israel yang 'Digebuk' AS

Netzah Yehuda merupakan salah satu empat batalion yang membentuk brigade infanteri Kfir. Batalyon tersebut sebagian besar beroperasi di Tepi Barat yang dikirim berperang.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024