Tinjau Mesuji, Anggota DPR Diintimidasi

Tragedi Mesuji di Lampung
Sumber :
  • kabar pagi-tvOne

VIVAnews - Anggota DPR RI asal Bali, Nyoman Dhamantra mengaku mendapat perlakuan tak baik berupa intimidasi dari beberapa pihak ketika mengunjungi desa Moro-Moro, Kecamatan Mesuji, Lampung. Kunjungannya ke desa itu lantaran ingin mengetahui kebenaran informasi tindak kekerasan di wilayah tersebut.

Ramalan Prabowo "PKB akan Hadir Kembali" Segera Terwujud, Menurut Pengamat

"Saya di SMS, ditanyakan kapasitas saya sebagai anggota Komisi X. Saya juga disebut dari Bali, tak ada hubungannya dengan Lampung. Untuk apa ke sana," terang Dhamantra, menirukan SMS yang diterimanya dari seseorang yang mengaku dari sebuah media lokal di Lampung, Senin malam 19 Desember 2011.

Kedatangannya ke Mesuji, jelas Dhamantra, dilakukan untuk menyampaikan solidaritas dan empati mendalam kepada korban. Selain itu, ia juga ingin mengecek langsung kebenaran video tindak kekerasan di wilayah tersebut

"Saya bertemu dengan warga, korban, keluarga korban dan tokoh masyarakat. Di sana, hanya ada satu korban tewas yaitu Made Asta asal Kabupaten Buleleng, Bali," ujarnya.

Selain Made Asta, masih ada korban lain yang mengalami luka tembak, namun tak tewas saat penggusuran terjadi, sekitar September 2011. Salah satunya adalah Komang Sumerta, yang hingga kini tak diketahui keberadaannya.

Program Nasional K3 2024-2029 Diluncurkan, Menaker Ida Sebut Agar Maksimal Genjot Pembangunan

"Ada empat blok yang berkonflik yaitu blok Pelita Jaya, Tugu Roda, Suka Agung dan Tunggal Jaya. Keinginan mereka sederhana, minta dicek ulang hak guna usaha (HGU) PT Silva, apakah sampai ke wilayah mereka," ujar Dhamantra.

Dia menilai, terdapat dua permasalahan yang terjadi di Mesuji, Lampung. Pertama, adanya pelanggaran hak asasi manusia yang perlu diverifikasi. Kedua, soal pelanggaran hak wilayah atas HGU yang dimiliki.

"Saya meminta mereka membawa draft solusi yang mereka harapkan. Saya akan sampaikan ke fraksi kami (PDIP) dan akan diperjuangkan," janjinya.

Persoalan di Mesuji yang perlu diurai, menurutnya, adalah hak atas penguasaan lahan, baik individual maupun oleh korporasi. Terhadap masalah tersebut, Dharmanta menganggap perlunya penataan berkeadilan antara masyarakat dan korporasi.

"Dua-duanya penting, rakyat perlu diperhatikan agar tetap produktif dan korporasi pun jalan. Ada keadilan antara hak korporasi dan hak rakyat. Kalau rakyat diajarkan secara benar, bisa menghasilkan produktifitas sama dengan korporasi," tutur Dhamantra. Laporan: Bobby Andalan| Bali (adi)

ODGJ Ngamuk di Cengkareng Mau Tikam Kakanya Sendiri, Ternyata Kabur dari Dinsos
Apple.

Apple Bagi-bagi Undangan

Apple akan menggelar hajatan perdana di tahun ini yang bertema 'Let Loose' bakal digelar pada 7 Mei merilis tablet iPad Pro dan iPad Air serta Apple Pencil.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024