- Antara/Fanny Octavianus
VIVAnews - Mantan anggota tim asistensi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, M Fauzi, mengaku sengaja mencatut nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu lantaran terus menerus dikejar-kejar Nyoman Suisnaya dan Sindu Malik untuk mengambil uang fee Rp 1,5 miliar dari Dharnawati.
Namun menurutnya, soal komisi dari Dharnawati untuk I Nyoman Suisnaya dan Dadong Irbarelawan sama sekali tak terkait dengan Muhaimin.
"Tidak pernah ada pembicaraan soal itu," kata Fauzi saat bersaksi bagi terdakwa Dharnawati di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta. Selasa, 19 Desember 2011
Saat disinggung mengenai istilah ketua umum dan bos besar yang dipakainya, Fauzi mengatakan, "Saya gunakan istilah itu (ketua umum dan bos besar), saya catut," ujarnya.
Dalam persidangan itu Fauzi juga mengaku sempat membuang kartu telepon genggam (sim card) telepon selularnya. Alasannya, dirinya selalu ditanyakan mengenai fee pencairan dana dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) yang diserahkan ke Dadong dan Nyoman.
"Saya ngeles (menghindar), tak kuat ditelepon-telepon terus akhirnya saya buang saja," ucap Fauzi.
Seperti diketahui, Dharnawati didakwa memberi uang Rp 2,01 miliar ke Dadong dan Nyoman selaku pejabat di Kemenakertrans, terkait PPID di Kawasan Transmigrasi. (adi)