- ANTARA/ Irwansyah Putra
VIVAnews - Kepala kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Inspektur Jenderal Iskandar Hasan menegaskan bahwa tidak ada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dalam pembinaan punker di Sekolah Kepolisian Negara. Sebab pembinaan itu bertujuan mendidik anak bangsa.
"Mereka putra-putri bangsa kita, di sini kami membina mereka menjadi lebih baik lagi, tidak ada yang dicubit di sini, tidak ada yang melanggar HAM. Perlu penjelasan kepada masyarakat di seluruh dunia bahwa kami di sini mendidik anak bangsa," kata Iskandar Hasan, usai menjenguk 65 punkers yang dibina di SPN Seulawah, Aceh Besar, Selasa, 20 Desember 2011.
Setelah menjalani pembinaan selama 10 hari, pada Jumat 23 Desember 2011 mendatang punkers ini akan dikembalikan kepada orang tua mereka. Penanganan mereka setelah pembinaan oleh Polisi, akan diserahkan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh.
"Saya sudah meminta walikota dan kepala Polisi Resor Banda Aceh untuk merumuskan konsep pembinaan lanjutan. Yang punya bakat nyanyi, puisi, bisa digali semuanya dari mereka. Saya lihat mereka punya potensi,” ujarnya.
Iskandar juga mengatakan, selama mengikuti pendidikan di SPN Seulawah, mereka dibekali berbagai ilmu kedisiplinan dan keagamaan. Setelah mendapat pendidikan, mereka akan mendapat sertifikat.
"Juga akan diberikan semacam kartu bukti bahwa mereka telah dibina di sini, buat pegangan mereka sehari-hari," kata bekas Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri ini.
Ada 65 punker yang dibina di Sekolah Kepolisian Negara, Seulawah, Aceh Besar, ini. Mereka ditangkap dalam pembubaran konser amal yang disinyalir menyalahi izin, pada Sabtu dua pekan lalu. Selama ini, menurut polisi, mereka meresahkan masyarakat.
Saat masuk ke sekolah polisi itu rambut mereka dicukur dan dimandikan di kolam. Selama pelatihan, mereka juga mendapatkan bimbingan rohani dari ulama dan pendeta.
Laporan Riza Nasser | Aceh
Tak Lapor Surya Paloh, Waketum Nasdem Klaim Temui Prabowo Tanpa Wakili Partai
Waketum Nasdem menegaskan tidak ada pembicaraan politik dengan Prabowo.
