- tvOne
VIVAnews -- Mantan Kapolda Lampung, Inspektur Jenderal Sulistyo Ishak menjadi salah satu anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Mesuji yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun belakangan dia dikabarkan mundur.
Markas Besar Kepolisian lantas membeberkan mengapa Sulistyo balik kanan. Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, Sulistyo mundur demi menjaga netralitas dalam upaya investigasi kasus Mesuji.
"Beliau kan juga mantan Kapolda Lampung biar pelaksaannya lebih netral dan objektif untuk dapat bekerja sama dengan tim TGPF," katanya dalam menggelar jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 20 Desember 2011.
Namun, Boy membantah Sulistyo Ishak mundur. Sebab, yang bersangkutan hanya digantikan oleh anggota yang lain. "Beliau tidak mengundurkan diri tapi digantikan oleh Bapak Irjen Bambang Suparsono. Tidak mengundurkan diri," ujarnya.
Terkait dengan hasil penyelidikan video Mesuji, Boy menyampaikan bahwa upaya penyelidikan masih terus dilakukan. Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah meperlancar tugas-tugas dari tim TGPF.
"Kami akan melaksanakan penyelidikan lebih apakah penayangan video ini ada maksud-maksud tertentu. Kita ingin melakukan langkah-langkah konfirmasi baik itu secara kasat mata maupun komunikasi dengan petugas-petugas yang terlibat langsung atau yang melihat di tempat peristiwa," terangnya.
Sebelumnya, Sulistyo yang menjabat sebagai Kapolda saat peristiwa Mesuji terjadi, membantah adanya pembantaian.
"Itu tidak benar sama sekali," kata Sulistiyo saat dikonfirmasi VIVAnews.com, Rabu 14 Desember 2011.
Dia mengatakan, saat itu memang sedang dilakukan proses penegakan hukum oleh aparat. "Yang benar saat itu ada proses penertiban terhadap kasus perambahan hutan," katanya.
Namun, Sulistiyo tak memungkiri dalam proses penegakan hukum itu terdapat warga yang tewas oleh aparat. "Ada korban, tapi bukan karena pembantaian, satu orang meninggal dunia karena tindakan dari anggota," ujarnya.
Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak
Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran
