- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Mabes Polri melakukan mutasi besar-besaran perwira menengahnya. Salah satunya, Kompol BS yang disebut-sebut menjadi kekasih politisi Partai Demokrat, Angelina Sondakh.
Dalam Surat Telegram Rahasia bernomor 2433/XII/2011 tertanggal 20 Desember 2011, Kompol BS dimutasi sebagai Pamen Sumber Daya Manusia (SDM) Polri. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Pamen di Bareskrim Mabes Polri.
Kompol BS sebelumnya merupakan penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, karena dinilai memiliki hubungan khusus dengan Angie, sapaan Angelina Sondakh, kemudian KPK mengembalikannya ke Polri. Angie sendiri tengah menjadi saksi kasus suap pembangunan wisma atlet di Kemenpora.
Kisah asmara antara Kompol BS dengan Angie ini pertama kali diungkap oleh Busyro Muqoddas saat masih menjabat sebagai ketua. "Ya itu hubungan ala anak-anak muda lah," kata Busyro di Gedung KPK, Jakarta, Jumat 9 Desember 2011.
Menurut Busyro, KPK sudah mengindikasikan sejak lama adanya kedekatan pribadi tersebut. "Dan itu sudah kami periksa," ujarnya.
Baik Angelina maupun Kompol B diuber banyak media guna melakukan verifikasi atas pernyataan petinggi KPK itu. Dikonfirmasi soal hubungannya ini, mantan Putri Indonesia itu malah menulis di akun twitternya, @SondakhAngelina. "Aku nikmati saja irama kalian, que sera sera, what ever will be will be:) Allah selalu bersama orang-orang yang sabar," tulis dia, Sabtu 10 Desember 2011.
Angelina menegaskan bahwa, "Semua ujian harus dihadapi dan dilewati dengan kejernihan hati dan pikiran, keikhlasan, kekuatan, doa + usaha, agar lebih matang sebagai makhluk Allah," kata dia.
Dalam akun twitternya itu ia juga menyampaikan, "Bahwa derajat hubungan dengan sesama tidak ada yang bisa menakar kecuali Allah. Dan, setiap pribadi, sehingga sangat mustahil bila semua bisa paham dengan pasti akan hal tersebut." (umi)
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.
