Alat Deteksi Dini Longsor Dipasang di Agam

Jalan menuju Malalak, Agam, terputus akibat longsor karena gempa
Sumber :
  • Antara/ Maril Gafur

VIVAnews - Korban longsor yang dipicu gempa 7,9 Skala Richter, 30 September 2009, di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, hingga kini masih menghuni dua lokasi pengungsian di Nagari Sungai Batang, Maninjau.

Jumlah mereka mencapai 508 kepala keluarga yang berasal dari empat jorong (dusun) berbeda: Jorong Galapuang 196 kk, Jorong Pandan 17 kk, Jorong Muko Jalan 133 kk, Jorong Batu Nanggai 162 kk. Dua tahun pasca gempa, mereka tidak bisa kembali ke kediamannya semula karena lokasi tersebut ditetapkan sebagai kawasan zona merah—tidak layak dijadikan sebagai tempat hunian.

Kini mereka menempati lokasi hunian sementara yang dibangun lembaga swadaya dan pemerintah kabupaten setempat. Lokasi hunian sementara 508 kk ini berada di ketinggian dan tak jauh dari tepian Danau Maninjau. Di lahan seluas 2,5 hektare, sekitar 200 kk korban gempa dan longsor Agam menghuni hunian sementara yang lokasinya berdampingan.

Catatan Pemkab setempat, longsor menjadi bencana terbanyak yang terjadi di daerah tersebut. Terhitung sejak dua tahun lalu, terjadi 95 kali longsor. Kecamatan Malalak, menjadi daerah terawan terjadinya bencana longsor.

Sejak 2009, tercatat sebanyak 25 kali longsor terjadi di Kecamatan Malalak. “Untuk penanggulangannya, kita bekerjasama dengan Kemenristek untuk memasang alat pendeteksi dini longsor di Malalak,” tambah bupati.

Alat ini ditargetkan akan dicoba penggunaannya di penghujung tahun ini. Kesepahaman untuk pemasangan alat tersebut dilakukan sejak September lalu. Rencananya, gladi resik penggunaan alat peringatan dini longsor akan melibatkan sekitar seribuan warga yang menghuni kawasan Danau Maninjau.

Kemenristek memasang dua alat pendeteksi yang berfungsi untuk mengetahui kadar air dalam tanah dan gerakan tanah. Alat ini tersambung pada sebuah sirine yang siap memberikan peringatan dini sebelum terjadi longsor. Pemasangan alat deteksi dini longsor ini merupakan kali pertama dilakukan di Indonesia. Agam dipilih karena daerah tersebut tergolong sebagai kawasan rawan terjadinya bencana longsor

Transmigrasi lokal

Menurut informasi dari pemerintah daerah setempat, pihaknya tengah menyiapkan transmigrasi lokal bagi warga korban bencana tersebut. Lahan seluas 60 hektare di Tanjung Sani, Maninjau, direncanakan sebagai lokasi transmigrasi bagi warga korban bencana. Dana sebesar Rp78 miliar direncanakan untuk membangun kawasan Tanjung Sani sebagai daerah transmigrasi.

Bupati Agam Indra Catri mengaku, cara ini merupakan program jangka panjang untuk memindahkan warga dari zona merah ke lokasi aman. “Transmigrasi ke daerah lain di Sumbar juga menjadi langkah ke depan untuk memperbaiki kondisi warga,” ujar Indra Catri pada VIVAnews, Rabu, 21 Desember 2011.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar Sofyan mengaku, pihaknya tengah menyiapakan dua lokasi transmigrasi bagi korban bencana Sumbar dan erupsi Merapi Jogja. Dua tempat tersebut telah disetujui Kementerian Kehutanan untuk dijadikan sebagai lokasi transmigrasi. Dua lokasi yang akan dibangun pada awal 2012 nanti yakni Desa Koto Tangah, Kecamatan Gelugur, Kabupaten 50 Kota dan Desa Padang Tarok di Kabupaten Sijunjung.

“Tahun 2012 akan mulai dibangun, dan baru 300 kepala keluarga yang akan menghuni dua kawasan tersebut. Sisanya dalam beberapa tahun ke depan,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar, Sofyan.

Laporan: Eri Naldi | Padang, umi

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali

Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Berita tentang nasib dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi yang terpopuler.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024