Hari Ibu

Presiden SBY: Perempuan Bisa Jadi Pelopor

Pidato SBY tentang Hubungan Indonesia - Malaysia
Sumber :

VIVAnews -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2011 di Balai Kartini, Jakarta. Yudhoyono didampingi ibu negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono beserta istri Ny Herawati Boediono, serta sejumlah menteri Anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II.

Yudhoyono mengungkapkan, perempuan Indonesia patut diapresiasi kontribusinya di tengah isu pemanasan global sebagai akibat dari perubahan iklim. Menurut Yudhoyono, perempuan Indonesia telah memotori gerakan tanam dan pelihara pohon.

Viral Jukir Liar di Alfamart Rusak Mobil Pelanggan, Polisi Tetapkan Tersangka

"Gerakan tanam dan pelihara pohon yang dimotori organisasi perempuan, kini telah menjadi gerakan nasional tanam dan pelihara semiliar pohon," ujar Yudhoyono di Balai Kartini, Jakarta, Kamis 22 Desember 2011.

Menurut Yudhoyono sejak zaman pra kemerdekaan hingga era reformasi, perempuan bisa menjadi pelopor. Misalnya, pelopor dalam gerakan hidup bersih. "Kalau lingkungan kotor, sudah tentu menjadi sumber penyakit, keindahan terganggu," ujarnya. "Kalau lingkungan kotor, hati dan pikiran bisa ikut kotor."

Yudhoyono minta kaum perempuan menjadi contoh dan motor dalam gerakan hidup bersih itu. "Saya ingin melihat kaum perempuan bersama unsur yang lain menggerakkan hidup bersih," ujarnya.

Menurut Yudhoyono, kaum perempuan juga harus bisa memelopori gerakan ekonomi akar rumput. Dia menyinggung paparan Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Gumelar.

Saat memberi sambutan. Linda mengungkapkan, tahun ini peringatan Hari Ibu mengambil tema 'Peran Perempuan dan Laki-laki dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Menuju Kesejahteraan Bangsa'. "Saya dukung," kata Yudhoyono.

Yudhoyono mengungkapkan sejumlah langkah konkrit menggiatkan ekonomi akar rumput itu dengan gerakan koperasi dan UMKM perempuan. Menurutnya, usaha itu di berbagai daerah banyak berhasil.

Sejarah hari ibu

Hari Ibu di Indonesia dirayakan setiap tanggal 22 Desember, memperingati Kongres Perempuan Indonesia I yang digelar pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.

Berencana Kuasi Reorganisasi, BUMI Bakal Gelar RUPST dan RUPSLB

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Lalu, Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Hari Ibu juga dirayakan di belahan dunia lain, dengan tanggal berbeda. Peringatan Mother’s Day di sebagian negara Eropa dan Timur Tengah, yang mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronos, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno. Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Mother’s Day jatuh pada bulan Maret.

Di Amerika Serikat dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong, peringatan Mother’s Day jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei karena pada tanggal itu pada tahun 1870 aktivis sosial Julia Ward Howe mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara. (ren)

Ilustrasi Monas Jakarta

PSI Ungkap Sosok Gubernur yang Tepat Pimpin Jakarta

Sekretaris fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Adrian mengatakan, Jakarta butuh sosok pemimpin yang berani.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024