Aksi Solidaritas Bima, 3 Pos Polisi Dirusak

Pos Polisi Kebon Kalapa, Bandung, Dirusak
Sumber :
  • VIVAnews/DHR

VIVAnews - Aksi unjuk rasa solidaritas untuk tragedi Bima di Makassar, Senin, 26 Desember 2011 berlangsung ricuh. Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Front Rakyat Menggugat ini melakukan penrusakan terhadap tiga pos polisi lalu lintas dan traffic light.

Awalnya, massa sekitar 500 orang ini berkumpul di Monumen Mandala, Jalan Jenderal Sudirman. Setelah itu, mereka melakukan long march sekitar 4 kilometer ke jembatan flyover, Jalan Urip Sumoharjo Makassar.

Saat itulah, para pengunjuk rasa dari berbagai elemen ini melakukan perusakan terhadap pos polisi yang dilewati. Yakni pos polisi di Jalan Jenderal Sudirman-Gunung Bawakaraeng, pos polisi Jenderal Sudirman-Gunung Bulusaraung.

Pos polisi yang terakhir dirusak oleh massa terletak di jembatan flyover. Akibatnya sejumlah kaca pintu dan jendela pecah, akibat dilempari batu dan balok. Massa leluasa merusak sebab pos polisi dalam keadaan kosong.

Aksi tersebut merupakan solidaritas atas tragedi berdarah yang terjadi di Bima, Sabtu pekan lalu. Dalam orasinya, Jenderal Lapangan Forgat, Suhaini Mustamin, menegaskan, perlakuan represif polisi terhadap rakyat Bima sudah berlebihan. "Sangat ironis karena yang membayar polisi itu adalah rakyat yang dibunuhnya. Ini sungguh biadab," kata Suhaini.

Mahasiswa menuntut pemerintah setempat untuk mencabut izin usaha pertambangan SK 188.45/357/004/2004. Mereka juga mendesak untuk menghentikan pembantaian rakyat di Bima.

Pada poin lainnya, mereka meminta agar Presiden SBY mencopot Kapolri, Kapolda NTB, Kapolres Bima serta Kapolsek Sape dan Lambu. Pada tuntutan akhir, mereka mengingatkan bahwa kedaulatan tanah untuk rakyat Bima, bukan untuk korporasi.

Aksi serupa juga dilakukan di Bali. Berlangsung damai. Puluhan aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Rakyat untuk Bima menggelar aksi unjuk rasa di depan Kampus Universitas Udayana.

"Aksi kami solidaritas atas tragedi dan kejahatan HAM besar di Bima. Kami mendesak agar SBY-Boediono menghentikan tindakan represif di Bima dan mencabut izin pertambangan yang ditolak warga," kata Abdul Haris, selaku Korlap aksi, saat ditemui di lokasi, Senin 26 Desember 2011.

Tak hanya itu, demonstran juga meminta agar Kapolri dan Kapolda Bima. "Kenapa mereka harus dicopot, karena persoalan kekerasan terhadap rakyat yang memperjuangkan hak-haknya terjadi beruntun," jelas aktivis Frontier itu.

Laporan: RHA | Makassar, Bobby Andalan | Bali

Tebar Berkah Ramadan 1445 H, Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa
Polda Bali bersama bidang metrologi dan tertib niaga Disperindag kota Denpasar sidak SPBU

Jelang Hari Raya Idul Fitri, Persediaan BBM di Bali Masih Aman

Polisi melakukan sidak ke SPBU di sekitar Denpasar, Bali.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024