- REUTERS/Jaime Saldarriaga
VIVAnews - Hujan deras disertai angin kencang disertai petir yang terjadi sejak Rabu 28 Desember 2011, memicu banjir di Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat
Banjir ini juga mengakibatkan jalur transportasi yang menghubungkan Jagoibabang, perbatasan Indonesia-Malaysia nyaris lumpuh total. Ratusan kendaraan terpaksa harus mengantre, baik itu roda dua, empat, maupun roda enam.
Menurut Salah satu warga Kecamatan Ledo, Jamilus (35), hujan mulai mengguyur selama seminggu ini. Ratusan Kendaraan juga harus mengantre. "Pas di jembatan Ledo itu dekat masjid persisnya, air menggenangi badan jembatan. Padahal jembatan itu lumayan tinggi, tapi bisa terendam juga, kata Jamilus saat berbincang dengan VIVAnews.com, Kamis 29 Desember 2011.
Hingga saat ini, kata Jamilus, banjir belum juga surut. Kata dia, debit air saat ini semakin naik permukaan hingga badan jalan tersebut tidak bisa dilewati kendaraan. "Kalau kendaraan roda dua memaksakan jalan terus harus memakai rakit atau perahu melintasi jalan yang terendam banjir. Jalan yang terendam banjir tersebut berada di lintasan Ledo - Sanggau Ledo sepanjang 50 kilo meter," kata Jamilus.
Jalan tersebut, kata Jamilus, merupakan akses lintasan tunggal dari Bengkayang menuju daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Jagoibabang, Kabupaten Bengkayang.
Jamilus menambahkan, banjir yang melanda wilayahnya itu akibat meluapnya Sungai Sambas Kecil setelah diguyur hujan deras selama seminggu. Selain menggenangi badan jalan dan jembatan, tambah Jamilus, banjir tersebut merendam ratusan rumah dan ratusan hektare lahan pertanian milik warga setempat yang berada di dataran rendah.
"Kurang lebih ada sekitar tiga dusunlah yang terendam banjir di daerah saya ini. Sejumlah dusun itu antara lain, Dusun Pasar Bawah, Keruing, dan Dusun Tanjung," kata Jamilus.
Laporan: Aceng Mukaram | Kalimantan Barat, umi