Ancaman Badak Jawa: Orang, Krakatau, Tsunami

badak jawa (rhinoceros sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon
Sumber :
  • Antara

VIVAnews --Setelah dinyatakan punah di India, menyusul Vietnam pada 2011, kini populasi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) di dunia hanya tinggal di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.

Berdasarkan perhitungan, menggunakan metode video trap, sudah ada 35 individu Badak Jawa yang teridentifikasi. Belum semua memang, namun diperkirakan jumlah keseluruhan hewan tersebut di Ujung Kulon kurang dari 100 ekor.

Urusan Evaluasi Data dan Program Balai TN Ujung Kulon, Arif Junaidi mengatakan, salah satu faktor yang menyulitkan inventarisasi, Badak Jawa adalah sifat hewan itu yang soliter, tak hanya terhadap mahluk lain, juga pada sesamanya sendiri. Jumlah kamera juga belum sebanding dengan daya jangkau hewan itu yang luas. "Pada tahun 2012, rencananya akan dipasang 100-120 kamera. Sekarang baru 30 kamera meliputi 40 hektar semenanjung," kata dia kepada VIVAnews.com, Kamis 29 Desember 2011.
 
Itu baru menghitung Badak Jawa, belum lagi tantangan mempertahankan kelestariannya. Arif mengatakan, banyak permasalahan yang dihadapi. "Adanya tekanan masyarakat, juga kurangnya kepedulian. Masyarakat merasa keberadaan hewan itu tak begitu penting, mungkin ini karena faktor pendidikan. Padahal Badak Jawa hanya ada di Ujung Kulon," kata dia.

Dia menambahkan, itu mungkin karena masyarakat tak pernah melihat langsung hewan itu, sehingga tak merasa dekat. "Masyarakat belum pernah lihat, saya saja yang bertugas bertahun-tahun belum pernah lihat. Hanya ketemu tapak, kencing, dan kotorannya," tambah Arif.

Dia mengungkapkan, Ujung Kulon dari sisi tempat memang strategis untuk badak. Letak habitat itu di semenanjung cukup jauh dari pemukiman. "Namun, kini intensitas manusia beraktivitas di kawasan taman nasional tinggi, mengambil madu, mengambil burung, bahkan illegal logging," kata dia.

Padahal, Badak adalah hewan yang sangat peka terhadap perubahan. "Jika terganggu, ia bisa mengalami stres," kata dia.

Selain manusia, faktor alam juga tak kalah menantang. "Ujung Kulon, dari sisi tempat, banyak yang  harus diperhitungkan. Lokasi dekat dengan gunung berapi Krakatau, ada potensi tsunami," kata dia.

Hingga saat ini belum ditemukan, cara dan ke mana badak dievakuasi jika terjadi bencana. "Masih dalam penelitian," kata dia.

Meski jadi perhatian dunia internasional, Badak Jawa justru kurang terekspos di dalam negeri. Padahal, punahnya spesies itu di Vietnam Oktober 2011 lalu jadi isu dunia.

Jika Badak Jawa sampai punah, tak terkira kerugian yang dialami dunia, terutama Indonesia. "Kerugian yang jelas, sekali punah, spesies itu tak akan ditemukan lagi," kata dia.

Seperti halnya kepunahan Harimau Jawa, yang asli Indonesia. "Kelak, anak cucu kita hanya mendengar Badak Jawa dari cerita. Keberadaannya akan terlupakan," kata dia.

Sebelumnya, pada Oktober 2011, Badak Jawa satu-satunya yang masih hidup di Vietnam dilaporkan mati akibat ulah pemburu liar. Hewan malang ditemukan mati di Taman Nasional Cat Tien dengan luka tembak di kaki dan culanya telah dipotong.

Perburuan liar terhadap badak meningkat dalam beberapa tahun belakangan. Tidak hanya di Asia, badak-badak di Afrika juga termasuk yang terancam punah akibat pemburuan yang tidak bertanggungjawab.

Peningkatan perburuan badak, menurut laporan jaringan pengawas perdagangan satwa liar global, adalah berkat permintaan dari pasar obat tradisional di Asia. Cula badak, konon dapat diracik menjadi obat kejantanan yang ampuh.

OJK Reveals Tips to Manage Finance for Housewife
Wuling Cloud EV di IIMS 2024

Konsumen Bisa Jajal Langsung Wuling Cloud EV di PEVS 2024

Pabrikan otomotif asal China, Wuling akan memeriahkan pameran PEVS 2024 dengan menampilkan lini kendaraan listrik, salah satunya Wuling Cloud EV.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024