Polri: Diberi Sandal Jepit, Kami Sumbangkan

Aksi seribu sendal untuk aal
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menggalang 'Gerakan 1.000 Sandal' sebagai bentuk solidaritas atas kasus yang menimpa AAL, seorang pelajar di Palu yang terjerat hukum gara-gara mencuri sandal milik anggota polisi. Rencananya, siang ini, mereka akan menyerahkan hasil pengumpulan sandal ke Mabes Polri.

Terkait hal itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengaku, akan menerima dengan senang hati. Tidak banyak berpikir, Saud menyatakan sandal-sandal itu akan disalurkan ke mereka yang membutuhkan.

"Soal sandal kita terima dengan senang hati dan akan kami serahkan pada yang membutuhkan," ucapnya saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Rabu 4 Januari 2012.

Sebelumnya, Saud menyampaikan jika upaya sejumlah pihak dalam menggelar gerakan pengumpulan sendal adalah sah-sah saja. Menurutnya, hal itu merupakan bentuk dukungan moril terhadap AAL. "Masyarakat menyampaikan protes kemudian menghimpun sandal silahkan saja," ujarnya.

Saud menegaskan, terkait kasus yang menimpa AAL tersebut, sejak awal pihaknya tidak berkehendak melanjutkan ke persidangan. Namun karena orang tua si anak dan pengacara ngotot maka pada akhirnya kasus itu berlanjut ke jalur hukum.

"Orang tua anak tetap bersikeras minta diproses hukum. Kemudian pengacara atas nama Elvis minta dibawa ke pengadilan," ucapnya.

Sandal jepit menjadi simbol baru ketidakadilan hukum di Indonesia, yang dianggap tak manusiawi. Gara-gara ulah isengnya, AAL menghadapi ancaman hukuman lima tahun bui.  Ia juga sempat jadi bulan-bulanan, diinterogasi, bahkan dipukuli dengan tangan dan benda tumpul hingga lebam di punggung, kaki, dan tangan.

Mencuri, sekecil apapun yang diambil, tentu saja bukan tindakan terpuji. Namun, pemidanaan, sekaligus dugaan kekerasan yang dialami AAL membuat banyak pihak mengelus dada.

Pemerhati anak, Seto Muyadi mengatakan, pemidanaan AAL adalah salah satu contoh tindakan yang kejam terhadap anak.

Menurut pria yang akrab dipanggil kak Seto itu, pada prinsipnya penjara bukanlah tempat untuk mendidik anak. "Karena kalau tidak, kita tanpa sadar justru hanya akan mendidik anak-anak kita sendiri jadi pelaku-pelaku kriminal yang sejati," kata Kak Seto di Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 3 Januari 2011. (eh)

Moeldoko: Otonomi Daerah Harus Lanjutkan Pembangunan Visi Jokowi
Ria Ricis

Cerita Soal Baby Box, Ria Ricis Seolah Pertegas Tentang Nafkah Batin

Ria Ricis mengambil hikmah dari pengalaman tersebut, yaitu kekuatan hubungannya dengan Moana yang sangat erat.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024