- Roger Wenas/ VIVAnews.com, Sulut
VIVAnews - Selama ini, Bunaken terkenal dengan keindahan pemandangan bawah lautnya. Keindahan terumbu karang di lautan Sulawesi Utara itu telah mendunia. Namun, semua keindahan itu terus terancam.
Menurut Direktur Pengelola Taman Nasional Bunaken, Jeffry Pasinaung, masalah sampah menjadi ancaman serius di Bunaken.
"Sampah pelastik sekarang sudah 20-30 persen, dan sekarang ditambah lagi banyak sampah seperti kayu log yang datang dari Kalimantan dan Sulawesi Tengah," kata Jeffry keada VIVAnews.com, Minggu malam, 8 Januari 2012. "Kalau begini terus kondisinya, keindahan terumbu karang cepat sirna."
Dia mendesak pemerintah, terutama pemerintah daerah, agar lebih proaktif untuk menangani sampah di laut Bunaken. "Pemerintah harus konkret, jangan hanya disaat ada ivent seperti ATF hingga membangga- banggakan Bunaken. Harus lebih cerdaslah berfikir," ujar Jeffry.
Tak hanya pemerintah, Jeffry juga berharap, seluruh masyarakat sadar akan ancaman itu. Sehingga tidak membuang sampah di lautan Bunaken.
"Ini juga sudah ada imbauan dari Kapolda untuk menindak persoalan sampah, masyarakat dan pemerintah juga harus lebih memperhatikan persoalan sampah yang menjadi dampak tidak baik untuk karang di Taman Laut Bunaken agar tetap menjadi ikon Sulawesi Utara," katanya.
Sebelumnya, saat membuka pertemuan internasional ASEAN Tourism Forum (ATF), Gubernur Sulut, Sinyo Sarundajang mengatakan Manado, khususnya Bunaken, bisa menjadi salah satu tujuan wisata ASEAN. "Dengan kekayaan alam bawah laut dapat menjadi salah satu pilihan bagi warga ASEAN sebagai tujuan wisata," kata Sarundajang.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kekayaan alam itu.
Laporan: Roger Wenas l Sulawesi Utara