Tanggul Kolam Batu Bara Jebol, Warga Terendam

Banjir akibat tanggul kolam perusahaan batubara jebol
Sumber :
  • VIVAnews/Ikram

VIVAnews - Tanggul kolam milik perusahaan batu bara di Samarinda, Kalimantan Timur, jebol. Akibatnya, luapan air membuat merana sekitar 250 lebih kepala keluarga. Tercatat, sebanyak ratusan rumah di 6 rukun tetangga (RT) yang berada di kelurahan itu terendam air bercampur lumpur.

Air datang laksana bah. Warga tak sempat menyelamatkan harta benda. Mereka bahkan sudah bersyukur karena tak ada jatuh korban dalam musibah itu. Kejadian menimpa warga di Kelurahan Simpang Empat Pasir, Kecamatan Palaran, Selasa 10 Januari 2012.

Lurah Simpang Pasir, Supiyanto, menuturkan, saat air masuk ke dalam rumah warga, hampir tak ada yang melihat bagaimana munculnya air. Hanya saja, tiba-tiba rumah warga sudah dimasuki air bercampur lumpur berwarna kuning.

Kantor kelurahan bahkan ikut terendam air hingga 50 sentimeter. Semua perangkat elektronik di kantor kelurahan terendam air. Itu belum seberapa, karena sebanyak 3 sekolah yakni masing-masing SDN 008, SMP 31 Palaran, dan SMK 11 Palaran terendam. Air merusak semua fasilitas sekolah.

Buku-buku yang berada di dalam ruangan perpustakaan tak ada yang berhasil diselamatkan. Di SMK 11 lebih parah lagi, satu ruangan yang berisi komputer diterjang banjir. Puluhan komputer rusak tak bisa digunakan lagi. Diprediksi, sekolah itu mengalami kerugian hingga Rp645 juta.

"Semua kerugian masih diinventarisir. Belum diketahui berapa jumlah pastinya, mungkin miliaran, masih belum pasti. Warga dengan pihak perusahaan sudah berunding. Ada beberapa kesepakatan yang sudah diambil," kata Supiyanto.

Tanggul yang jebol itu milik perusahaan yang terletak di atas perbukitan wilayah permukiman. Kolam penampungan air yang tanggulnya jebol itu berada sekitar 1 kilometer dari lokasi permukiman warga.

Informasi yang diperoleh, sebenarnya ada 3 kolam yang berada di lokasi pertambangan. Yang tanggulnya jebol itu merupakan kolam yang berukuran paling kecil.

"Mereka punya kolam yang luasnya hingga 8 hektare. Kalau itu jebol, saya tak bisa membayangkan," ungkap Supiyanto, yang ketika ditemui masih menggunakan baju kaos berkerah dan terlihat berkeringat itu.

Perundingan sempat terjadi antara perwakilan perusahaan dan pihak warga. Beberapa poin dalam perundingan itu adalah warga meminta perusahaan yakni PT SPC untuk membuat permintaan maaf baik tertulis maupun lisan. Warga juga meminta agar perusahaan membayar ganti semua kerugian yang dialami oleh warga, mulai dari barang elektronik hingga tanaman yang mati diakibatkan banjir itu.

"Warga juga meminta perusahaan menutup bendungan dan perusahaan itu menggali saluran-saluran air yang tertimbun lumpur banjir," ucap Supiyanto. (Laporan: Ikram l Samarinda, art)

Komentar Erick Thohir Usai Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23
Jaksa Agung ST Burhanuddin

Anggota DPR Salut Kejagung Berani Usut Dugaan Korupsi di Sektor Tambang

Keberanian Kejagung itu karena seperti mengusut dugaan kasus tambang yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024