Pantai Palabuhanratu Rawan Abrasi, BPBD Siaga

Ilustrasi pantai parangkusumo.
Sumber :

VIVAnews - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi, Jawa Barat telah mengeluarkan peringatan kawasan pantai Palabuhanratu rawan abrasi. Peringatan ini berkaitan dengan cuaca sekitar pantai Palabuhanratu yang menjadi ekstrem selama beberapa hari ini.

Abrasi juga telah terjadi di sejumlah kawasan, yaitu Kampung Camara dan Rawakalong, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang menyebabkan lima rumah rusak.

“Kami memperingatkan masyarakat sepanjang pantai Palabuhanratu yang masuk ke dalam wilayah sembilan Kecamatan rawan abrasi untuk waspada
akan abrasi yang disebabkan naiknya permukaan air dan gelombang tinggi,” kata Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi, Perry A Furqon, saat dihubungi VIVAnews.

BBPBD telah menyiagakan tim Satuan Penanggulangan Bencana (Satgas PB) kabupaten Sukabumi. “Untuk mengecek lokasi abrasi dan mendatanya. Hingga saat ini saya masih belum mendapatkan berapa kerugian akibat abrasi ini. Bila membahayakan kami akan relokasi,” ungkapnya.

Dari catatan BPBD sembilan kecamatan yang berada di pesisir pantai selatan ini ada adalah Kecamatan Palabuhan Ratu, Cisolok, Cikotok, Simpenan, Ciemas, Surade, Tegal Bulued, dan Kecamatan Cibitung. Dengan 22 desa yang berada tepat di bibir pantai dengan panjang hamparan pantai sepanjang 117 km.

Kawasan pesisir pantai kabupaten Sukabumi mempunyai topografi berupa hamparan pantai terbuka yang luas. Bahkan beberapa daerah seperti Ciracap dan Tegal Buled mempunyai hamparan luas dengan posisi di bawah permukaan laut. Kondisi ini diperparah dengan mulai banyaknya bangunan hotel, penginapan sarana wisata dan galian liar semua berdampak pada kerusakan sistem ekologi disepanjang bibir pantai.

“Kondisi pantai di sepanjang kawasan Palabuhanratu sudah rusak parah. Pemda mengkomersilkan segalanya demi uang. Ijin bangunan hotel dan berbagai penggalian liar telah merusak alam dan struktur pantai. Jangan salahkan alam,” ujar Ade Rabig (40), tokoh masyarakat Cimaja, Karang Papak, Palabuhanratu pada VIVAnews.

Tak hanya itu, cuaca ekstem juga menyebabkan Pengawas Syahbandar Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) terpaksa mengeluarkan larangan bagi nelayan di Sukabumi untuk melaut.

Cuaca buruk yang melanda perairan  Sukabumi, menyebabkan 80 persen nelayan tidak melaut. "Saat ini produksi ikan laut hanya sekitar 10 ton saja setiap harinya atau turun sekitar 75 persen, karena minimnya nelayan yang melaut dan susahnya hasil tangkapan," kata Pelaksana Harian Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Sukabumi, Tendi Sudama. "Tetapi jika kondisi cuaca normal, setiap hari produksi ikan mencapai 40 ton," lanjutnya.

Dari data HNSI, ada 500 kapal di kawasan teluk Palabuhanratu. Kapal ini terdiri dari 400 unit kapal dengan kekuatan 5-30 GT, 60 unit kapal berkekuatan 3 GT dan sisanya kapal kecil. Saat ini hanya 100 kapal saja yang beroperasi dan berani melaut.

Dari data yang ada saat ini ada 20 ribu warga yang berprofesi sebagai nelayan di kawasan ini. Karena kondisi cuaca yang ekstrim sebagian besar dari mereka menganggur di rumahnya untuk membetulkan jala atau mencari pekerjaan lain.

"Banyak nelayan yang beralih profesi seperti jadi penjual ikan, kuli bangunan dan lain-lain. Dan sebagian nelayan lagi ada yang pekerjaanya hanya diam di rumah dan memperbaiki sarana dan prasarana untuk melaut," kata Tendi.

Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP), Arief Rahman Lamatta menambahkan, kondisi gelombang laut cukup tinggi, bahkan mencapai 3 meter. Sedangkan yang berada di dalam teluk mencapai 2 meter.

"Kondisi gelombang saat ini cukup tinggi karena dipengaruhi oleh cuaca buruk atau masuknya angin barat yang berkekuatan mencapai 15 knot/detik," ujarnya.

Marah Anggotanya Disiksa, ISIS Rilis Video Ancam Bunuh Presiden Putin: Berhenti Siksa Anggota Kami!

Laporan: Permadhi | Sukabumi, umi

Pemain Persikabo 1973

Persikabo 1973 Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi dari Liga 1 Musim Ini

Persikabo 1973 menjadi tim pertama yang terdegradasi dari Liga 1 musim 2023/24. Hal tersebut dipastikan usai Laskar Padjadjaran dihajar Persik Kediri 2-5.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024