- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menurunkan Tim Local Disease Control Centre (LDCC) sebagai bentuk antisipasi merebaknya virus H5N1 dan musim pancaroba. Mereka bertugas melakukan pengawasan dan tindakan dini terhadap gejala munculnya virus flu burung.
"Mereka ini sebagai petugas reaksi cepat, untuk mengetahui adanya tanda-tanda kematian yang mendadak. Selanjutnya, dapat dilakukan pemeriksaan dengan cepat," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Suparwoko, Jumat, 13 Januari 2012.
Selain itu, melalui program Participatory Disease Surveillance and Response (PDSR) pemerintah juga menyiapkan 3 juta dosis vaksin dan 3.500 liter disinvektan untuk setiap kabupaten/kota. "Itu disebar ke semua kabupaten/kota di Jatim," lanjutnya.
Meski banyak daerah lain di Indonesia yang terjangkit flu burung, ia menyebut wilayah Jatim aman. Meski begitu, pihaknya tidak mau kecolongan. Di semua lokasi pemantauan hewan dan unggas di perbatasan wilayah Jatim disiagakan petugas guna melakukan pemeriksaan sebelum hewan atau unggas masuk ke Jatim.
"Masyarakat juga harus ikut mendukung ini, dengan melakukan pola hidup bersih. Dan, untuk peternak juga harus mengubah pola beternak yang baik dan aman bagi sekelilingnya," ucapnya.
Dari data yang ada di wilayah Jatim setahun lalu, rata-rata terjadi 4 kasus flu burung. Rinciannya, pada Januari 2011 terjadi 13 kasus flu burung, Februari 6 kasus, bulan berikutnya 7 kasus dan 4 kasus. Total kejadian mencapai sebanyak 35 kasus pada tahun lalu.
Jumlah itu, menurut dia, tergolong kecil dibanding populasi unggas di Jatim yang mencapai 25 juta unggas. "Intinya Jatim aman, tetapi kewaspadaan tetap harus kami lakukan. Kami minta masyarakat segera melapor jika mengetahui ada tanda-tanda atau kematian unggas secara mendadak," tuturnya. (Laporan: Tudji Martudji | Surabaya, art)