Banyak Pemandu Wisata Liar di Bali

Ilustrasi pariwisata pantai Kuta, Bali
Sumber :

VIVAnews – Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, Sangtu Subaya mengatakan, belakangan ini di Bali marak praktik pemandu wisata liar.

Kebanyakan dari mereka mahir berbahasa Mandarin. Pasalnya, menjelang Imlek, turis asal China dan Taiwan membanjiri Pulau Dewata.

"Jumlah mereka saat ini sudah mencapai lebih dari 250 orang dan tersebar hampir di seluruh wilayah Bali. Mereka umumnya berasal dari luar Bali," ujarnya usai melakukan dengar pendapat dengan DPRD Bali Selasa 24 Januari 2012.

Subaya tak bisa memastikan, apakah pemandu asing itu warga negara China, Korea, atau orang China yang sudah menjadi WNI. "Tapi juga ada orang Indonesia, terutama dari Jakarta dan Bali yang bisa berbahasa Mandarin," katanya.

Tak hanya pemandu liar berbahasa Mandarin, Subaya juga melansir data, banyak pemandu wisatawan asal Rusia, Belanda dan Perancis yang ilegal.

Selain guide liar, Subaya menyebut istilah fee guide yang dipraktekkan oleh biro perjalanan wisata (BPW). Keberadaan mereka ada yang resmi dan ada juga yang liar.

Subaya menjelaskan, fee guide adalah mereka yang diperbantukan oleh BPW karena tak mampu menangani melonjaknya kunjungan wisatawan. Mereka adalah tenaga liar yang dibayar oleh BPW.

"Perilaku mereka sungguh tidak beretika dan tidak sopan. Mereka menggunakan sandal jepit, celana pendek seadanya serta merokok sambil menjelaskan tentang satu obyek pariwisata kepada tamu," tambah Subaya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta mengatakan, baik pemandu liar maupun fee guide semuanya bisa merusak citra pariwisata Bali.

"Pertama mereka pasti tidak mengerti budaya Bali, sehingga dalam penjelasannya kepada wisatawan pasti ngawur dan salah. Kedua, perilaku tersebut seperti pakai sandal jepit, celana pendek dan sebagainya. Ini bisa merusak kesan dunia dari keramah-tamahan Bali," ujarnya.

Untuk itu dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil seluruh BPW dan dinas terkait untuk menuntaskan masalah guide liar di Bali.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Ida Bagus Subikshu mengatakan, sesuai dengan Perda Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pramuwisata, semua pemandu wisata harus menjalani pendidikan, sertifikasi dan standar kompetensi. Termasuk beberapa kelengkapan yang ada di lapangan ketika sedang bertugas.

"Dalam Perda tersebut sudah diatur bahwa guide di Bali harus mengenakan pakaian adat Bali, mengenakan Kartu Tanda Pengenal Pariwisata (KTPP) yang dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti HPI. Di luar dari ketentuan ini berarti liar dan harus ditindak tegas," ujarnya. (eh)

Sinopsis Branding in Seongsu Episode 1: Trik Kim Ji Eun Atasi Pemagang yang Bikin Frustasi
Ilustrasi penerbangan.

Israel Serang Iran, Semua Penerbangan ke Teheran Ditangguhkan

Iran mengumumkan penghentian penerbangan komersial di Teheran dan di seluruh wilayah barat dan tengahnya. Seiring ledakan tang terjadi dekat kota Isfahan

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024