Banyak Siswa SD di Jayapura Tak Bisa Baca

Anak sekolah
Sumber :
  • ANTARA/ Anang Budiono

VIVAnews -- Sebuah ironi muncul di Tanah Papua yang kaya raya. Ibu kota propinsi Papua, Jayapura yang sudah berusia seabad, di tengah pelaksanaan otonomi khusus selama 11 tahun dengan gelontoran dana triliunan rupiah, masih banyak siswa SD yang belum bisa membaca, apalagi menulis.

Seperti yang terjadi di terjadi di SD Negeri Holtekam Kota Jayapura. Bahkan, 50 persen siswanya belum bisa membaca dan menulis.

Kepala Sekolah SD Negeri Holtekamp, Nella Manaku mengungkapkan, sekitar 50 persen dari lebih 100 muridnya belum bisa membaca dan menulis. "Siswa  kelas 1-3 belum bisa membaca, masih sebatas bisa mengeja. Dikelas 4-5 juga ada siswa yang belum bisa membaca,”ungkapnya.

Pantauan VIVAnews, ada murid kelas lima dan enam ada
puluhan siswa yang membaca masih dengan cara mengeja. Bahkan, seorang siswa kelas lima tak bisa mengeja "budi". Kakak kelasnya, yang sudah di kelas enam bahkan lebih parah. Ia sama sekali belum bisa membaca.

Nella Manaku mengatakan, salah satu faktor  anak didiknya belum bisa membaca, karena sekolah yang dipimpinnya kekurangan guru. “Di sini hanya ada 5 guru, 3 yang sudah PNS dan dua lagi masih honorer, mereka juga jarang masuk,"jelasnya.

Ia melanjutkan, sudah beberapa kali mengajukan penambahan guru ke Dinas Pendidikan Kota Jayapura, tapi sama sekali tidak pernah diindahkan. "Kami sudah berusaha meminta penambahan guru, sejak beberapa tahun yang lalu, tapi tidak pernah ada jawaban,"terangnya.

Sementara, Anggota Komisi E DPR Papua Komisi E  Melki Yeke Gombo yang juga mengunjungi sekolah tersebut menyatakan sangat prihatin dengan kondisi siswa SDN Holtekamp, yang rata-rata belum bisa membaca dan menulis.

"Di Kota Jayapura saja masih ada sekolah yang siswanya belum mampu membaca bagaimana dengan sekolah yang di pedalaman," kata dia.

Lanjutnya, DPR Papua secara kelembagaan akan segera memanggil dinas terkait, untuk menanyakan kondisi sekolah SDN Holtekamp yang sangat memprihatinkan ini. "Kami akan panggil dinas terkait yang bertanggung jawab atas kondisi sekolah ini," tambah dia.

SD Negeri Holtekamp kebanyakan orang tua siswanya bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani.  Sekolah didirikan sejak tahun 1982, tapi gurunya hanya 3-5 orang.

Erick Thohir: Generasi Emas Timnas Indonesia Terus Ciptakan Sejarah Baru

Kondisi Darurat

Kayus Bahabol juga anggota Komisi E DPR Papua menegaskan, mengingat kondisi SDN Holtekamp sudah darurat, instansi terkait harus segera turun tangan mengatasi segala persoalan yang ada. "

“Sekolah ini dalam kondisi darurat, seharusnya Pemkot Jayapura cepat tanggap dan langsung turun tangan.  Apalagi SD Negeri Holtekamp ini adalah SD negeri, bukan swasta sehingga pemerintah harus serius dengan masalah yang sedang terjadi," tandasnya.

Kata dia, selain siswanya secara umum belum bisa membaca dan menulis, fasilitas sekolah juga sangat minim. “Fasilitas di sini sangat minim. Kotoran ternak ada dimana-mana, ternak bebas berkeliaran, mestinya ini dipagari," imbuhnya.

Sekretaris Komisi E DPR Papua Kenius Kogoya SP juga mengaku prihatin dengan keadaan di SD tersebut. “SD adalah tonggak dasar membangun SDM, tapi kalau SD saja belum bisa membaca, bagaimana membangun SDM yang tangguh, dasarnya sudah keropos pasti ke atas juga demikian," ucapnya. (ren)

Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Bogor, Bandung Jumat 26 April 2024
Syifa Hadju

Hubungan dengan Rizky Nazar Diduga Retak Lantaran Orang Ketiga, Instagram Syifa Hadju Diserbu

Sejak kabar itu viral, banyak warganet yang memberi perhatian kepada Syifa Hadju. Mereka ramai-ramai memenuhi kolom komentar.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024