Aktivitas Buru Babi Ancam Harimau Sumatera

Harimau Sumatera tertangkap kamera pengintai
Sumber :
  • BKSDA

VIVAnews - Aktivitas perburuan babi, yang merupakan sumber makanan Harimau Sumatera dikhawatirkan akan mempengaruhi populasi hewan tersebut di Sumatera Barat. Kekhawatiran ini diutarakan aktivis Fauna Flora Internasional (FFI) Sumbar Yoan Dinata.

“Okupansi harimau itu sangat dipengaruhi dengan pergerakan mangsanya, jika mangsanya berkurang, ini ancaman terhadap habitatnya,” ujar Yoan Dinata pada VIVAnews.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat keberadaan hewan buas ini di hutan Sumbar sejak 2008 lalu, FFI memprediksi 80 persen dari 48 blok hutan yang diteliti, dihuni harimau Dumatera. Dengan luas okupansi per blok mencapai 289 kilometer (17 km x 17 km), hanya 20 persen dari blok hutan tersebut yang tidak ditemui tanda-tanda keberadaan harimau Sumatera.

Menurut Nata, tingginya aktivitas manusia seperti illegal logging dan perburuan liar menjadi penyebab utama menghilangnya keberadaan Harimau Sumatera di sejumlah kawasan hutan konservasi di Sumbar. Blok-blok hutan yang diteliti FFI tersebut melibatkan sekitar tujuh kabupaten kota di Sumbar — Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Agam, dan Kabupaten Limapuluh Kota.

“Buru babi ini aktivitasnya cukup tinggi di Sumbar, sudah menjadi semacam budaya, ini yang kita khawatirkan,” tambah Nata, Senin 13 Februari 2012. Terkait perbaikan populasi dan tingkat okupansi Harimau Sumatera di hutan Sumbar, saat ini FFI sedang membantu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) secara teknis untuk melakukan penelitian serupa.

Tim dari BKSDA Sumbar akan memasang kamera pengintai dan melakukan okupansi harimau Sumatera di sejumlah lokasi yang belum diteliti FFI. Sejauh ini, tim tersebut sudah mulai bergerak melakukan penelitian di hutan konservasi Sumbar yang luasnya 300.000 hektare.

Pemasangan enam unit camera trap akan dilakukan secara random di sejumlah lokasi yang ditemukan tanda-tanda keberadaan harimau Sumatera. Ia mengatakan, penelitian yang dilakukan BKSDA ini akan melengkapi data yang telah dikantongi FFI dalam survei okupansi yang dilakukan tiga tahun belakangan.

Menurutnya, survei okupansi harimau ini akan memakan waktu lama karena topografi kawasan hutan di Sumbar yang didominasi perbukitan.

Informasi keberadaan Harimau Sumatera di Sumbar sempat terdeteksi kamera pengintai di kawasan hutan penelitian, pendidikan biologi di Kampus Universitas Andalas, Limau Manis Padang, pertengahan bulan lalu. Kamera pengintai yang dipasang mahasiswa yang tengah melakukan penelitian berhasil mengabadikan bagian belakang seekor harimau Sumatera jantan dewasa.

Berdasarkan hasil penelitian FFI sejak tahun 2004 lalu di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan kawasan hutan lindung Batang Hari, Solok Selatan, populasi hewan yang sangat dilindungi ini mencapai sekitar 150 ekor. Jumlah ini berdasarkan survei okupansi dan pemasangan kamera pengintai di dua kawasan hutan tersebut. (umi)

Respons Hasto, Golkar Pastikan Dukung Menantu Jokowi di Pilgub Sumut
Ilustrasi mayat/jenazah.

Kasus Pria Ditemukan Tewas di Freezer Mobil Es Krim, Polisi: Diduga Terkunci dari Luar

Seorang pria berinisial Z ditemukan tewas dalam freezer mobil pengangkut es krim di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.

img_title
VIVA.co.id
14 April 2024