Ke Mana Umar Patek Setelah Bom Bali 2002?

Terdakwa teroris Umar Patek di sidang perdana
Sumber :
  • ANTARA/M Agung Rajasa

VIVAnews - Umar Patek terancam hukuman mati karena terlibat dalam serangkaian aksi terorisme di Indonesia. Jejak keterlibatannya dalam terorisme tercium sebagai otak bom Bali I pada 12 Oktober 2002. Dari situ, jejaknya sulit ditelusuri.

Rupanya, setelah melakukan peledakan bom di Bali tahun 2002, Umar Patek kemudian langsung pergi ke Filipina Selatan dan tinggal di sana hingga tahun 2009. Dia bersama dengan Hasan Nur alias Blackberry dan Harry Kuncoro tinggal di kamp MILF --sebuah kamp gerilyawan Filipina-- di Pulau Mindanau, Filipina Selatan.

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Ini diketahui dari dakwaan Umar Patek yang dibacakan Jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin 13 Februari 2012.

Di sana, Umar Patek merencanakan pergi ke Afganistan untuk melakukan kegiatan teroris dengan dalih membantu perjuangan para Mujahidin Afganistan dalam melawan tentara Amerika.

Sebelum berangkat ke sana, Umar Patek bersama dengan istrinya, Ruqqayyah Binti Husein Luceno, Hasan Nur, dan Harry Kuncoro pulang ke Indonesia untuk membuat paspor sehingga bisa berangkat ke ke Afganistan.

Menuju Indonesia, rombongan Umar mengambil jalan alternatif karena tidak memiliki dokumen resmi sehingga bisa menghindari pemeriksaan imigrasi. Perjalanan dimulai Pulau Sulu, Filipina Selatan, Tawi-Tawi, lalu kemudian menuju Sabah, Malaysia menggunakan kapal nelayan. Mereka melanjutkan perjalanan ke Tarakan dengan kapal laut dan kemudian ke Surabaya. Selanjutnya, mereka menggunakan bus umum ke Pulogadung, Jakarta.

Di sana, rombongan dijemput Dulmatin. Dalam perjalanannya, mereka membawa empat senjata api. Masing-masing tiga pucuk pistol FN dan seri revorver serta sejumlah peluru yang ada di dalam magazen masing-masing senjata.

"Mereka masuk ke Indonesia dan menguasai senjata api dan amunisi lainnya untuk melakukan tindak pidana terorisme yaitu sebagai bagian dari kegiatan terdakwa yang melarikan diri setelah kegiatannya dalam peristiwa peledakan bom bali tanggal 12 Oktober 2002," kata Jaksa Bambang Suharijadi dalam sidang pembacaan dakwaan untuk Umar Patek.

Untuk biaya perjalanan ke Afganistan dan ke Indonesia, pada bulan Juni 2009, Umar Patek menjual dua senjata api M16 dan 16 magazen yang berisi penuh peluru miliknya dengan harga 170.000 Peso. Selain itu, dia juga meminta sokongan dana dari petinggi kelompok Abu Sayaf sebesar 970.000 Peso serta membuat paspor Indonesia.

Saty pucuk senjata api jenis FN, dia peroleh dari hasil rampasan perang ketika dia melakukan kontak senjata melawan tentara Filipina di Pulau Sulu pada tahun 2007. Sementara tiga pucuk senjata api lainnya didapatkan dari Hasan Noer alias Blackberry.

Hasan, tewas pada penangkapan bersama Dulmatin di Pamulang pada tahun 2010. Senjata itu, diperoleh Hasan dari hasil rampasan perang tentara Filipina dan pemberian dari teman mujahid di Sulu Filipina Selatan tahun 2008.

Setelah di Indonesia, Januari 2010, Umar Patek bersama dengan Dulmatin, Warsito dan Sibgoh melakukan uji coba tiga pucuk senjata api jenis M 16 yang digunakan pada pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh. Uji coba itu dilakukan di tepi pantau Desa Panyaungan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak, Banten.

Ketika tinggal di Pamulang, Dulmatin pernah menawari Umar Patek untuk ikut dalam program Tadrib Asykari atau disebut latihan bersenjata di Aceh dan meminta Umar menjadi pelatih bahan peledak. Namun, Umar menolak ajakan tersebut karena dia berencana pergi ke Afganistan.

Umar Patek kemudian diketahui ditangkap di Pakistan, saat akan pergi ke Afganistan. Dia ditangkap otoritas keamanan negara tersebut, kemudian dipulangkan ke Tanah Air. (umi)

Drama 4 Gol Lawan Madura United, Dewa United Jaga Asa Tembus Championship Series
Ilustrasi-mayat mengapung

Jasad Wanita Open BO yang Dibunuh Hanyut Dibuang di Kali Bekasi Hingga ke Pulau Pari

Usai menghabisi nyawa wanita yang 'open BO' berinisial R (35), di kostannya, pelaku Nico Yandi Putra membuang jasad korban ke sebuah kali di kawasan Teluk Pucung, Bekasi.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024