- ANTARA/SAPTONO
VIVAnews - Sebanyak 96 buruh migran asal Sukabumi mengalami depresi dan tekanan jiwa sepulang dari luar negeri. Terutama Timur Tengah.
Kekerasan yang dialami selama bekerja di negeri orang, membuat mereka depresi berat. Bahkan ada yang harus dipasung oleh keluarganya sendiri.
Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayat mengungkapkan, kondisi para buruh migran itu tak lepas dari skema perlindungan yang kurang baik.
"Ini bagian dari perlindungan yang tidak paripurna," ujar Anis saat dihubungi VIVAnews, Selasa 14 Februari 2012.
Menurutnya, dalam perlindungan terhadap buruh migran, pemerintah berpandangan dengan memulangkan saja sudah cukup. Padahal, pemulihan dan pendampingan para buruh migran hingga di kampung halamannya sangat diperlukan.
Sehingga, buruh migran yang mayoritas bermasalah dan mengalami kekerasan di luar negeri itu bisa pulih total.
"Sampai ke kampung halaman tidak dilakukan pemantauan. Padahal mereka sampai ke kampung halaman tidak punya jalan keluar," tuturnya.
Berdasarkan data Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) hingga akhir Januari 2012, sebanyak 96 TKI asal Sukabumi mengalami depresi. Mereka tersebar di berbagai sentra TKI Sukabumi, seperti Sukaraja, Jampang dan berbagai daerah lainnya.
Bahkan ada TKI yang terpaksa dipasung keluarganya karena depresi berat. Baca selengkapnya di tautan ini. (umi)