"S1 Wajib Menulis Jurnal, Hasilnya Abal-abal"

Menulis.
Sumber :

VIVAnews - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia menolak kebijakan Kementerian Pendidikan yang mengharuskan mahasiswa tingkat S-1, S-2 dan S-3 yang akan lulus setelah Agustus 2012 menulis jurnal ilmiah. Sebab hal itu dinilai terlalu dipaksakan dan hanya akan melahirkan jurnal abal-abal.

Prof Dr Eddy Suandi Hamid, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) dalam perbincangan dengan VIVAnews.com mengatakan, kebijakan Kementerian Pendidikan yang dituangkan dalam surat edaran no 152/E/T/2012 per 27 Januari 2012 itu merupakan ide yang bagus dan inovatif, namun Aptisi menolak kebijakan menulis jurnal itu, sebab terlalu memaksakan karena sarana dan prasarana di tingkat Perguruan tinggi belum memadai.

"Itu ide yang bagus dan inovatif, tetapi kami menolak kebijakan itu karena terlalu dipaksakan, sebab sarana dan prasarana perguruan tinggi belum siap, kalau dipaksakan hasilnya, jurnal abal-abalan," kata dia, Selasa 14 Februari 2012.

Bayangkan di Indonesia kata Eddy, sekarang ini baru ada 3.000 jurnal ilmiah dan itu belum terakreditasi, sedangkan yang terakreditasi paling hanya sekitar ratusan jurnal ilmiah. Dia mengatakan, sudah mengungkapkan kepada Dirjen Perguruan Tinggi bahwa lulusan Perguruan Tinggi swasta ada 800 ribu mahasiswa yang akan lulus pada tahun ini. Sementara dalam tempo yang singkat 7 bulan (setelah Agustus 2012) berapa banyak jurnal ilmiah yang akan terbitkan, namun kata dia Dirjen PT menjawab soal itu solusinya akan diterbitkan di online.

"Dengan di-online kan nanti akan lahir industri jurnal ilmiah yang hasilnya jurnal abal-abalan," kata Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu. "Kalau itu dipaksakan akan lahir jurnal ecek-ecek."

Maka dari itu, kata Eddy, Aptisi menolak kebijakan Kementerian Pendidikan tersebut dan kebijakan itu dikaji ulang lagi supaya ada diskusi serta simulasi, bukannya tiba-tiba ada perintah. Menurut dia, negara-negara lain akan menertawakan, sebab baru Indonesia yang membuat kebijakan itu. Australia, Inggris, Amerika, Prancis dan lainnya tidak ada. "Negara lain akan menertawakan, hebat betul Indonesia," katanya.

Ia menambahkan, dosen di Indonesia pun saat ini belum banyak yang punya karya diterbitkan di jurnal ilmiah. "Tidak hanya PTS tetapi PTN pun juga belum siap," katanya. Selain itu, pembuatan jurnal ilmiah sebagai syarat publikasi juga perlu mekanisme selektif menilai kredibilitas karya dan untuk menghindari plagiasi. (umi)

Viral Isak Tangis Bocah Pecah Melihat Kepergian Ibunya yang Tewas Dibacok Ayahnya: Kenapa Bukan Aku?
Gia bersama Jakarta Pertamina Enduro

Gia Akhiri Kontrak dengan Jakarta Pertamina Enduro

Giovanna Milana resmi berpisah dengan Jakarta Pertamina Enduro di tengah berlangsungnya Proliga 2024. Gia menegaskan keputusan ini diambil berdasar kesepakatan bersama.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024