Pulang dari Arab, TKW Babak Belur dan Melepuh

TKW terlantar di Jeddah, Arab Saudi
Sumber :
  • ANTARA/SAPTONO

VIVAnews - Armayeh binti Sayuri hanya bisa memendam kesedihan. Wajahnya yang dulu mulus kini melepuh, gara-gara disiram air panas oleh majikannya. Telinganya bahkan tak lagi berbentuk.

Mimpi meraup dinar berakhir tragis, perempuan 21 tahun yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Madinah Arab Saudi, justru jadi bulan-bulanan majikan. Tiada hari tanpa siksaan.

"Awalnya saya hanya ingin mengubah nasib saja bekerja di luar negeri. Karena saya ingin membantu kedua orang tua  di kampung. Tepatnya bulan Februari 2009 itulah saya pergi ke Jakarta dulu dan ketemu sebuah agen untuk memberangkatkan saya ke Arab Saudi,” tutur dia, ketika VIVAnews.com, mendatangi rumahnya di Jalan Teluk Lerang Dusun Karya Bersama Desa Kuala Mandor A Kecamatan Kuala Mandor B Kabupaten Kubu Raya.
 
Tiga bulan pertama, ia bekerja dengan tenang. Menurut Armayeh,  siksaan ia dapatkan saat saat bekerja di rumah putri majikannya. Hana Hasyim Ahmad, nama putri majikan, kerap memukulnya, bahkan tanpa ampun, menyiramnya dengan air panas.

Suatu hari, ia kembali disiksa. Majikan sadis itu menyeterika kulitnya hingga melepuh. Sakit bukan kepalang, Armayeh pun mengerang kesakitan.

Tak sampai di situ, majikan juga menginjak-injak seluruh badan Armayeh dan memukulkan botol minuman ke kepalanya hingga luka bernanah.

“Luka di kepala saya masih membekas hingga kini. Saya tidak tahu berapa kali majikan menyiksa saya. Pokoknya setiap hari majikan saya menyiksa tanpa alasan yang jelas," kata dia.

Armayeh menceritakan, ia bekerja tiap harinya dari jam 8 pagi sampai jam 3 Subuh keesokan harinya, bahkan pernah juga sampai 5 subuh.

Apa alasan majikan menyiksanya, sampai hari ini masih jadi tanda tanya bagi Armayeh. Dia ingat, suatu saat, majikan perempuannya itu bertanya, apakah ia sudah menikah dan punya anak. Dijawabnya, belum. "Saya tidak paham maksud dan tujuan majikan perempuan, apa mungkin cemburu atau bagaimana, saya juga tidak tahu."

Akibat siksaan terus menerus itu, sekujur tubuh Armayeh babak belur dengan luka terifeksi.

Tak tahan dengan dengan siksaan yang tak kunjung selesai, Armayeh memutuskan untuk lari dari majikannya. Ia menuju Kota Madinah dengan berjalan kaki hingga bertemu seseorang yang bersedia menolongnya.

Orang tersebut membawanya ke kantor polisi, yang kemudian membawanya ke rsalah satu rumah sakit di Madinah. Selama 19 hari ia mendapatkan perawatan intensif. Setelah pulih, ia ditampung ke KJRI Jeddah hingga 10 bulan.
 
Pada Sabtu, 14 Januari 2012 akhirnya Armayeh kembali ke Indonesia, kembali ke kampung halamannya. "Pokoknya saya kapok, saya nggak mau lagi kerja di Arab Saudi. Mendingan kerja di sini saja”, kata dia.

Meski ditanyai kepolisian, kasus Armayeh tak lantas membuat majikan kejam itu di-qisas. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Michael Tene, mengatakan, pada penyelidikan awal oleh kepolisian Madinah, terungkap penyiksaan memang dilakukan oleh majikan wanita korban.

Kendati mendapatkan penyiksaan yang cukup parah, Armayeh dilaporkan tidak akan menuntut hukuman qisas kepada pelaku. Jika demikian, ujar Tene, berarti kasus ini hanya akan diproses perdata, pelaku hanya akan membayar biaya kompensasi. “Saat ini KJRI tengah menyelidiki apakah permintaan itu benar-benar dari Armayeh dan dilakukan dengan tanpa tekanan,” kata Tene.

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang! Harga Limitnya Rp809 Juta
Perempatfinal Liga Champions, Real Madrid vs Chelsea

5 klub Sepakbola yang Sering Tampil di final liga champions, Real Madrid Teratas?

Liga Champions, turnamen sepakbola paling bergengsi di Eropa, menjadi mimpinya para klub elite

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024