- ANTARA/ Nyoman Budhiana
VIVAnews – Tiga hari paska api membakar Lapas Kelas II A Kerobokan, situasi belum sepenuhnya kondusif. Napi masih menguasai kompleks penjara terbesar di Bali itu.
Sembari mengamankan lapas, aparat keamanan bergerak melakukan penyelidikan terhadap peristiwa kerusuhan yang membuat lapas hancur lebur. “Kami melakukan penyelidikan. Tentunya menggunakan pendekatan hukum,” kata Wakapolda Bali, Brigadir Jenderal Untung Yoga Anna, Jumat 24 Februari 2012.
Saat ini, sambung dia, proses penyelidikan itu masih berjalan. Lantaran itu pula pihaknya belum menetapkan tersangka atas kerusuhan yang berlangsung tiga malam itu. “Apa yang menjadi penyebab kerusuhan itu secara keseluruhan, itu sedang kami kejar. Termasuk, apakah kejadian itu terjadi secara spontan atau ada yang menggerakkan,” tandas dia.
Tak hanya itu, Untung Yoga juga mengaku akan menyelidiki dugaan adanya pungutan liar seperti disampaikan oleh para napi. “Kalau ada pungli, itu akan kita selidiki. Polisi akan menyelidiki itu. Tapi kan tidak semua pertanyaan harus ada jawaban,” kata dia.
Saat ini, di mana situasi lapas sudah mulai kondusif merupakan waktu untuk melakukan proses penyelidikan. “Jadi kondusif dulu baru lakukan penyelidikan. Kalau kemarin-kemarin gimana mau menyelidiki situasinya masih seperti itu,” imbuh dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Sihabudin telah mencopot Kalapas Kerobokan Bowo Nariwono dan Kepala Pengamanan Lapas kerobokan, Anang Khuzaini.
Pelantikan dilakukan secara tertutup. Usai dicopot, Kalapas dan KPLP dibawa ke Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Bali untuk diperiksa. Hal ini buntut dari dua kerusuhan beberapa hari lalu.
Dirjen Pemasyarakatan Sihabudin menerangkan alasan pencopotan keduanya dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi. “Tak hanya karena tekanan dari napi, tetapi juga demi organisasi ini. Kami berharap ada orang yang bisa mengatur lapas secepatnya,” kata Sihabudin. (umi)