"Premanisme Marak, Bukti Lemahnya Pemerintah"

Para tokoh berdiskusi soal premanisme di Jakarta, Selasa.
Sumber :
  • Dok. Rumah Perubahan 2.0

VIVAnews - Maraknya kekerasan dan premanisme di Indonesia menunjukkan kegagalan pemerintah dalam membangun manajemen sosial dan menyejahterakan rakyat. Selain itu, pemimpin yang lemah juga menyumbang banyak ketidakteraturan keamanan di negara ini.

Hal ini disampaikan oleh beberapa tokoh yang hadir dalam diskusi bertema “Karakteristik Kepemimpinan yang Lembek Vs Masifnya Kerusuhan Sosial dan Premanisme” di Jakarta, Selasa 28 Februari 2012. Dalam diskusi yang diselenggarakan Rumah Perubahan 2.0 hadir Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida dan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie M Massardi.

Menurut Laode Ida, kekerasan dan premanisme yang belakangan marak terjadi menggambarkan pemerintah telah gagal memberi kesejahteraan kepada rakyat. Pemerintah juga gagal membangun budaya humanis dan santun. Kekerasan dan premanisme di tingkat bawah, mencontoh apa yang dilakukan para elit di tingkat atas. Setiap hari rakyat melihat para elit politik hanya sibuk mengurus kepentingan pribadi dan kelompoknya.

“Kondisi kita semakin hari semakin buruk. Namun saya tidak berharap SBY menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Sebab, untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di partainya sendiri saja dia tidak bisa, bagaimana saya bisa berharap SBY menyelesaikan masalah-masalah bangsa?" ujar Laode, sebagaimana dinyatakan dalam rilis Rumah Perubahan 2.0.

Sementara itu, Adhie menilai, sejak awal 2010-an Indonesia memasuki era paling buruk. Kerusakan akibat premanisme terjadi pada semua lini, yaitu rusak pada tata nilai, moral, hukum, sosial, dan politik. Pelaku premanisme merata di kalangan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Semua itu terjadi karena tidak adanya pemimpin yang kuat.

“Di era Soeharto negeri ini juga berantakan. Tapi pada masa itu ada hukum yang ditegakkan, yaitu hukum Soeharto. Kita lihat negara bisa dikendalikan. Kalau sekarang, sama sekali tidak ada. Semua ini terjadi karena pemimpin lemah,” ujar Adhie.

“Untuk bisa tegas dan kuat, pemimpin harus bersih. Sebaliknya, kalau tersandera dengan berbagai kasus, jangan harapkan pemimpin mampu bersikap tegas,” kata Adhie.

Perasaan Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Singkirkan Korea Selatan
Petugas yang mengawal Anies dan Keluarga selama Pilpres 2024 berpamitan

Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir

Tugas tim pengawal yang melekat pada Anies Baswedan selaku Capres 2024 nomor urut 01 telah selesai dan mereka telah berpamitan kepada Anies dan Keluarga.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024