Buku "Jejak Darah Setelah Berita" Prabangsa

Aksi keprihatinan wartawan atas aksi kekerasan
Sumber :
  • VIVAnews/Aries Setiawan

VIVAnews - Saat pembredelan pers tidak berlaku lagi, masih ada cara untuk membungkam pers: membunuh wartawan atau membangkrutkan perusahaan medianya.

Wartawan Radar Bali, Anak Agung Prabangsa adalah korban dari modus yang pertama, yang paling mengerikan. Sang Wartawan ditemukan tewas oleh nahkoda kapal, 1.000 hari lalu di Teluk Bungsil, Karangasem. Hasil forensik RSUD Amlapura Karangasem, membuktikan adanya bukti lebam di sekujur tubuh korban. Ia menjadi martir dalam tugasnya sebagai jurnalis.

Siapa yang membunuh dan apa motifnya? Dalam buku 'Jejak Darah Setelah Berita' yang diluncurkan Rabu 29 Februari 2012 di Denpasar, terungkap betapa banyak kepentingan ikut 'bermain' atau mempengaruhi kasus ini.

Selama tiga bulan kasus Prabangsa nyaris tenggelam. Awalnya, polisi menyimpulkan Prabangsa memang tewas dibunuh, tapi bukan disebabkan oleh pemberitaan.

Marah Anggotanya Disiksa, ISIS Rilis Video Ancam Bunuh Presiden Putin: Berhenti Siksa Anggota Kami!

Inilah yang memicu pertentangan kalangan pers. Keluhan korban yang pernah diutarakan beberapa kali kepada rekan sekerja, menguatkan dugaan bahwa Prabangsa dibunuh karena terkait dengan berita yang pernah ditulis almarhum. Di antaranya berita tentang dugaan korupsi pembangunan fasilitas di lingkungan Dinas Pendidikan Bangli senilai Rp4 miliar.

Dukungan kuat publik yang menuntut polisi mengungkap kematian Prabangsa, pada akhirnya membuahkan hasil. Tiga bulan setelah penemuan jasad korban, enam orang dinyatakan sebagai tersangka: Komang Gede, Nyoman Rencana, I Komang Gede Wardana, Dewa Sumbawa, Endy serta dalang pembunuhan: Nyoman Susrama. Susrama adalah adik kandung Bupati Bangli kala itu, Nengah Arnawa.

Yang mengagetkan, Prabangsa dibunuh di rumah Susrama di Banjar Petak, Belalang, Bangli pada 11 Februari 2009.

Sebelum dibunuh, Prabangsa ke rumah tersangka, lalu dipukul balok kayu. Dalam keadaan sekarat tubuh prabangsa dibuang ke laut.

Prabangsa menjalani karir sebagai wartawan Radar Bali sejak 2003 sampai ajal menjemputnya 11 Februari 2009. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat dalam 15 tahun terakhir, belasan wartawan Indonesia meninggal. Delapan di antaranya diduga dibunuh terkait profesinya sebagai wartawan. Hanya satu kasus terungkap, yaitu pembunuhan Prabangsa. Tujuh kasus lain masih gelap hingga sekarang, termasuk pembunuhan Fuad M Syarifuddin (Udin) wartawan Harian Bernas Yogya (1996).

"Kalau jurnalis salah jangan lenyapkan pers, karena sama artinya menghilangkan cahaya. Dan, masyarakat Bali berhasil mengungkap kegelapan. Kalau mau mengungkap kebenaran, belajarlah di Bali," ujar A. Willy Pramudia, aktivis dan wartawan senior di Jakarta. (eh)

Pemain Persikabo 1973

Persikabo 1973 Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi dari Liga 1 Musim Ini

Persikabo 1973 menjadi tim pertama yang terdegradasi dari Liga 1 musim 2023/24. Hal tersebut dipastikan usai Laskar Padjadjaran dihajar Persik Kediri 2-5.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024