Protes BBM Naik, Mahasiswa Sandera Mobil Gas

Demo Mahasiswa Blokir Jalur Pantura, Cirebon
Sumber :
  • VIVAnews/Reza Putra

VIVAnews - Puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar, membakar ban bekas dan menyandera mobil kontainer dan mobil pengangkut tabung gas elpiji 3 kg pada Rabu, 29 Februari 2012. Aksi ini adalah bagian dari protes mereka terhadap rencana kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah mulai April mendatang.

Tak puas dengan menyandera, mahasiswa bahkan menurunkan puluhan tabung gas tersebut dari truk dan meletakkannya berjejer di tengah jalan. Akibatnya, aksi ini membuat jalur lalu lintas di Jalan Sultan Alauddin lumpuh total hampir satu jam.

Presiden BEM UIN Alauddin, Taufiq, mengatakan kebijakan pemerintah untuk menaikkan BBM merupakan langkah yang tidak tepat. Langkah tersebut juga dinilai bukan solusi atas persoalan yang terjadi di Indonesia. Mereka menuding kebijakan tersebut merupakan bukti jika pemerintah sudah tidak peduli terhadap rakyat kecil.

"Kenaikan harga BBM hanya akan menambah kesengsaraan rakyat kecil yang memiliki penghasilan pas-pasan," kata Taufiq dalam orasinya.

Dia yakin, kenaikan BBM akan memicu kenaikan harga-harga kebutuhan lain. Praktis, kenaikan itu akan menyulitkan masyarakat kecil untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. "Ujung-ujungnya adalah yang miskin akan semakin miskin dan yang kaya akan semakin kaya," kata Taufiq lagi.

Mahasiswa mendesak agar harta para koruptor disita dan diserahkan kepada rakyat kecil.

Aksi tersebut berakhir saat mahasiswa membacakan pernyataan sikapnya di atas truk pengangkut gas elpiji yang mereka tahan. Mereka menyatakan akan tetap turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan mereka terhadap rencana kenaikan harga BBM tersebut. 

Kehadiran Anies dan Muhaimin di KPU Tunjukkan Kedewasaan Politik meski Pahit, Menurut Pengamat
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Terinspirasi Langkah Indonesia, Amerika Serikat Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Airlangga: Implementasi EUDR jelas akan melukai dan merugikan komoditas perkebunan dan kehutanan yang begitu penting buat kami seperti kakao, kopi, karet, produk kayu.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024