Tewas di Pontianak, Imigran Afganistan Protes

Imigran protes kematian rekan mereka di Pontianak
Sumber :
  • VIVAnews/Aceng Mukaram

VIVAnews - Ada yang berbeda saat kedatangan Duta Besar Afganistan untuk Indonesia, Ghulam Sakhi Ghairat, ke Rudenim Pontianak. Puluhan pencari suaka asal Afganistan datang menyambut dengan menggelar poster yang bertuiskan "kami ingin kebenaran keadilan".

Dalam kunjungannya itu, Ghairat sempat berbincang dengan para pencari suaka. Ia menanyakan langsung apa keinginan mereka dan apa yang sedang terjadi saat ini di Rudenim Pontianak. Dialog alot itupun sempat berlangsung lama.

Sebelum mengunjungi puluhan imigran di Rudeni Pontianak, Ghairat juga mengunjungi tiga korban penganiayaan di salah satu rumah sakit swasta ternama di Pontianak. Setelah itu, dia menjenguk jenazah Taqi Nequyee (28) yang saat ini masih berada di kamar mayat rumah sakit dr. Soedarso Pontianak. Korban meninggal dunia pada 28 Februari 2012 lalu.

Nequyee tewas dengan luka memar di sekujur tubuhnya di Pontianak, Kalimantan Barat. Diduga, pria berusia 28 tahun ini meregang nyawa akibat dianiaya petugas Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pontianak.

Tiga pencari suaka lain yang sempat berusaha kabur, saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit. Dua di antaranya luka serius. Dua lainnya berada di ruangan isolasi Rudenim Pontianak.

"Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Kami harapkan masalah ini dapat diusut tuntas oleh pihak keapolisian. Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan kemanusiaan dan seharusnya penganiayaan itu tidak terjadi. Kami ke sini (Pontianak) ingin mengecek langsung apa yang terjadi," kata Dubes Ghairat.

"Pokoknya, kami sudah capek dan stres tinggal di Rumah Detensi Imigrasi Pontianak tanpa ada kejelasan status. Ke mana pihak UNHCR selama ini?" kata perwakilan imigran asal Afganistan, Muslim Khan.
  
Menurut Khan, beberapa imigran asal Afghanistan itu sudah menghuni rumah tahanan selama hampir enam bulan. Namun, sebagian besar belum jelas statusnya apakah sebagai pengungsi atau bukan. "Pada saat  diverifikasi oleh pihak UNHCR, hanya ada sebagian dari kami yang diverifikasi," kata dia.
  
Mereka juga tak jelas apakah akan dipindahkan ke negara ketiga atau bagaimana. "Mereka itu ada yang sudah sembilan bulan berstatus sebagai pengungsi, tapi masih menghuni rumah tahanan juga," ucap dia. "Jika seandainya kami masih memiliki HAM tolonglah kami. Kalau kami bersalah apa salah kami karena kami juga ingin hidup layaknya orang merdeka."
  
Kepala Rudenim Pontianak Ageng Pribadi mengatakan pihaknya sudah meminta UNHCR untuk segera memproses imgran-imigran asal Afganistan tersebut. "Hingga saat ini kami masih menunggu hasilnya dari UNHCR," kata Ageng.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kanwil Kemenkumham Kalimantan Barat, Juliasman Purba, mengatakan sebelumnya imigran asal Afganistan tersebut  mengancam para petugas rumah tahanan. "Emosi para imigran ini yang cukup tinggi. Sejumlah inigran sudah berada di Rudenim Pontianak rata-rata enam bulan dan  memang status para imigran ini masih pencari suaka," katanya. (kd)

Diduga Terganggu, Komika Usir Ibu Menyusui dan Bayinya saat Pertunjukkan
Gedung Merah-Putih KPK

KPK Sebut Prabowo Subianto Tak Perlu Setor Nama-Nama Calon Menterinya

Presiden terpilih Prabowo Subianto, dikatakan tidak perlu menyetor nama-nama calon menteri, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Apalagi nama-nama itu distabilo tertentu.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024