SBY: Berantas Pelaku Teror di Papua

Penembakan di Kampus Universitas Cendrawasih, Jayapura, Papua
Sumber :
  • ANTARA/Alfian Rumagit

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajarannya bekerja serius memulihkan stabilitas sosial di Papua.

Menurutnya, meski insiden yang terjadi di Papua tidak sebesar di Timur Tengah, namun harus ditindaklanjuti dengan penegakan hukum yang tegas dan serius. Polisi dan TNI harus bertindak tegas terhadap para perusuh. Sebab, pelaku kekerasan di Papua itu bukan dalam rangka mengekspresikan pendapat.

Hal itu disampaikan Presiden SBY saat membuka rapat terbatas kabinet bidang hukum dan HAM di kantor presiden, Selasa 12 Juni 2012 sore ini.

Aksi kekerasan di Timur Tengah, kata SBY, hampir setiap hari terjadi serangan dan kekerasan yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa. "Meski di Papua tidak seperti itu tetapi tetap bagi kita tidak boleh membiarkannya," tegasnya.

SBY mengaku mendapat laporan berbagai aksi penembakan terhadap warga di Papua, dari Kapolri, Panglima TNI dan Kepala BIN di dalam pesawat kepresidenan ketika melakukan kunjungan kerja ke Ambon dan Bali.

"Dan pada pertemuan hari itu pula 10 Juni lalu saya telah instruksikan bahwa agar apa yang dilakukan jajaran TNI-Polri terus dilakukan dengan sungguh-sungguh," ujarnya.

"Saya ingin agar situasi sosial di Papua itu benar-benar bisa diatasi dan dipulihkan."

Penegakan hukum dan keamanan mesti ditegakkan  untuk melindungi masyarakat di Papua. Tentu, dalam melakukan tindakan hukum dan keamanan itu aparat tetap harus mengacu pada aturan yang berlaku.

Karena itu dia berpesan agar dalam menjalankan penindakan itu, aparat tetap memperhatikan kepatutan dan tidak melanggar HAM. Dia meyakinkan aparatnya bahwa tindakan penertiban dan penegakan hukum itu bukan pelanggaran HAM selama dilakukan sesuai kepatutannya.

"Bagi kaum sparatis bersenjata yang melakukan pelanggaran hukum dan kekerasan apalagi yang mengakibatkan korban jiwa mereka juga tidak bisa dibiarkan. Karena saya meyakini itu tidak termasuk freedom of speech, berbeda sekali yang namanya freedom of speech dari sebuah negara," tuturnya.

Teror terus menghantui rakyat di bumi Papua. Penembakan demi penembakan terjadi. Korban jiwa sudah berjatuhan.

Rangkaian penembakan terakhir di Papua terjadi Minggu malam. Korbannya bernama Tri Suruno (35), ia ditembak mati di depan Kampus Universitas Cenderawasih  Lama Abepura Papua, Minggu 10 Juni sekitar pukul 21.15 WIT. Pasca penembakan, kota Jayapura lengang bak kota mati. (eh)

KPU Salah Jawab Perkara, Hakim MK Ungkit Kekalahan Tim Thomas-Uber
Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio.

Hartanya Rp131 Miliar, Intip Isi Garasi Eko Patrio yang Diusulkan Jadi Menteri

Nama Eko Hendro Purnomo atau yang lebih dikenal sebagai Eko Patrio, mendadak menjadi trending. Menyusul, PAN yang usulkannya jadi menteri di pemerintahan Prabowo nantinya

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024